Dalam data pengurus tercatat pinjaman yang dilayani dalam tahun 2015 sebesar 18.456.022.000 kepada 1.372 anggota. Dari jumlah tersebut, 13.652.418.000 atau 73,39 digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif, dan sisanya sebesar 4.803.604.000 (21.61 persen) untuk usaha – usaha produktif dan investasi. Hal tersebut dikatakan Andreas dalam laporannya pada kegiatan Rapat Akhir Tahun (RAT) Koperasi Kredit Bahtera, Ende, Sabtu (5/3/2016) di Aula Mgr. Abdon Longginus Paroki Mautapaga, Ende.
“Menghadapi masalah yang cukup sulit ini, dalam kebersamaan perlu memiliki kemauan dan tekad yang kuat untuk mengembalikan keadaan ini, di mana anggota pinjam uang bukan untuk dihabiskan, tetapi untuk menghasilkan uang, sehingga semakin banyak anggota yang bergerak pada sekitar riil melalui usaha – usaha produktif.”ujarnya.
Terkait dengan koperasi kredit,katanya sebagai lembaga kewirausahaan, selain menyediakan dana pinjaman pertama – tama perlu melakukan pemetaan dan mengkaji ulang tentang wilayah potensial yang memiliki semangat kewirausahaan, serta menyusun kembali rencana strategis praktis, yang berfokus pada pendidikan, pelatihan, pendampingan rutin, sehingga pertumbuhan dan perkembangan usaha anggota dapat terjamin. “Saya yakin, kesungguhan kita dalam mengatasi masalah besar ini, pada waktunya akan membuahkan hasil,”kata Andreas.(ria/humas)