Sebagai bangsa yang majemuk dengan berbagai aneka ragam budaya, bahasa, suku, ras dan agama, hanya ada empat pilar bangsa yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, NKRI harga Mati, sebagai pemersatu nusatara, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penegasan ini disampaikan, Bupati Ende Ir. Marselinus Y.W.Petu, ketika menyampaikan orasi kebangsaan dalam rangka kegiatan serentak seluruh Indonesia Nusantara Bersatu, tingkat Kabupaten Ende, di Lapangan Pancasila, Rabu,(30/11).
“Hari ini kita masyarakat Kabupaten Ende, mulai dari Watuneso sampai dengan Nangamboa, harus bisa menunjukan kepada bangsa dan negara kita, kita harus menunjukan kepada dunia, bahwa Indonesia bersatu. Bahwa nusantara bersatu,”kata Bupati Marsel mengawali orasinya dibawah terik matahari yang terpancar kepada ribuan warga masyarakat Kabupaten Ende yang memadati Lapangan Pancasila Ende.
Kepada seluruh masayarakat yang hadir, Bupati Marsel mengajak untuk meneriaki pekik persatuan bangsa, dengan mengulangi ucapannya dalam setiap kalimat orasi persatuan dan kesatuan bangsa.
“Pancasila, satu, Ketuhanan Yang Maha Esa, kita betul berbeda agama, agamamu adalah agamamu, agamaku adalah agamaku, tapi kita hanya satu dan sama, yakni hanya kepada Ketuahanan Yang Maha Esa,”tegas Bupati Marsel, dan mendapat tepukan meriah anak bangsa, masyarakat Kabupaten Ende.
Adapun hal lain yang di sampaikan Bupati Marsel, yakni; sebagai anak bangsa, harus diperlakukan sama, tidak boleh ada yang mendapat keistimewaan serta diskriminatif, sebagai bentuk nilai kemanusiaan yang adil dan beradab; Hanya dengan persatuan, kita bisa melawan mereka yang ingin merong-rong bangsa ini baik dari dalam negeri sendiri, maupun dari luar negeri. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. “Hanya dengan berdemokrasi kita bisa bersatu, tidak bisa dengan kekerasan. Jadi kalau mau Negara Kesatuan Indonesia tetap bersatu, hanya dengan demokrasi Pancasila, tidak ada demo-demo yang lain,”pintanya.
Dirinya berharap agar penyelenggaraan bangsa ini harus, adil, mandiri, sejahtera, karena itu menjadi tujuan berdirinya Negara Indonesia. “Perbedaan adalah hidup. Tidak mungkin hanya satu warna itu indah. Tidak mungkin dalam satu rumah isinya Cuma gelas saja. Itu tidak kaya, maka perbedaan itu adalah kekayaan kita. Tidak mungkin manusia itu bisa hidup, kalau hanya memiliki mata atau tangan saja. Harus ada kepala, kaki, tangan, mata telinga. Itu namanya perbedaan yang hidup,”pintanya.
Bupati Marsel meminta kepada seluruh masyarakat kabupaten Ende, untuk menunjukan perbedaan yang ada dengan bentuk persatuan menjadi satu kesatuan pemilik persada bumi triwarna kabupaten Ende, dengan menunjukan NKRI harga mati, berbeda-beda tetap satu yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia. (roby-humassetdaEnde)