Headline

.

  • MOHON MAAF BLOG HUMAS ENDE SUDAH GANTI ALAMAT BLOG..SILAKAN KUNJUNGI BLOG HUMAS PROTOKOL YANG BARU DENGAN ALAMAT : (KLIK GAMBAR) https://humasprotokolende.blogspot.com

Jumat, 15 April 2016

SPF GANDENG PSE KWI LAKUKAN WORKSHOP PRT

Bertolak dari banyaknya Pekerja Rumah Tangga (PRT) migran dari Indonesia, NTT, Flores dan Ende khususnya, yang mendapat perlakuan diluar peri kemanusiaan dan bahkan sampai ada yang terancam hukuman mati sehingga Solidaritas Perempuan Flores menggandeng PSE KWI Jakarta untuk melakukan Workshop Perlindungan PRT
Domestik dan Migran karena merasa penting mengangkat masalah Pembantu Rumah Tangga (PRT) dan Pembantu Rumah Tangga Perempuan dan Anak (PRTA) guna dibahas lebih jauh karena PRT selama ini telah menjadi masalah yang diperbincangkan di seluruh dunia. Hal ini di sampaikan oleh Awaliah Rahman M. Tamrin, S.Pd.I selaku panitia peyelenggara, dalam laporannya pada kegiatan Workshop Perlindungan Pekerja Rumah Tangga Domestik dan Migran di Aula PSE Jl. Durian (Rabu, 6/04/2016).

Menurut Awaliah, di wilayah Kabupaten Ende banyak kasus yang menimpa Buruh Migran (BM) dan PRT Domestik mulai dari daerah asal sampai pada daerah tujuan. Namun demikian keadilan belum berpihak, dan banyak kasus yang belum berani terungkap apalagi disentuh oleh hukum sehingga  pelaku tidak akan jerah dan terus melakukan mafia kejahatan terhadap martabat kemanusiaan khususnya perempan dan anak.

Dari data yang ada menurutnya lagi, Kasus kejahatan PRT yang terungkap ke pihak SPF sebanyak 15 kasus yang antara lain 2 kasus PRT domestic asal Manggarai Timur dan Mamuju Sulawesi Selatan, 2 kasus PRT anak Migran asal Ngada, 5 kasus PRT anak Migran asal Timor yang semuanya bermuara di Ende sebagai daerah transit dan send area, 4 kasus BM-PRT asal Ende dan 2 PRT Domestik asal Sabu.  Dari data yang terangkum di SPF demikian Awaliah,  kasus kejahatan PRT yang terungkap hanya sebagian kecil sedangkan yang belum terungkap masih banyak.

Lebih lanjut Awaliah mengatakan, selain membangun pemahaman bersama akan pentingnya perlindungan bagi hak-hak PRT baik domestik maupun migran, kegiatan ini juga  bertujuan meningkatkan kapasitas kelompok peduli dan pemerhati d Flores-Ende terkait persoalan Pekerja Rumah Tangga di dalam daerah dan di luar daerah serta Mmeningkatkan pemahaman peserta aka nisi Konvensi ILO 189 tentang Kerja Layak bagi Pekerja Rumah Tangga.

Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan ini lanjut Awaliah, adanya respon positif dan rencana aksi dari kelompok peduli perempuan di Flores untuk perlindungan dan pelatihan bagi calon PRT dari daerah tersebut yang melibatkan stakeholder setempat. (Humas/Ende/Inggrita Dewi).