Secara nasional, industri pariwisata selalu menempati urutan ke-4 atau ke-5 penghasil devisa bagi negara. Sementara sektor-sektor usaha lain, seperti minyak dan gas, batu bara, karet dan tekstil menempati posisi urutan pertama. Secara perlahan-lahan sektor usaha ini cenderung menurun sesuai dengan karakternya sebagai “non-renewable” dan akan dapat dilampaui sektor pariwisata pada penghujung tahun 2019.
Gubernur NTT Frans Leburaya menyampaikan ini pada bagian lain sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten Sekretaris Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur Bidang Administrasi dan Pembangunan Andreas Jehalu mengatakan ini dihadapan peserta Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Program Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Propinsi Nusa Tenggara Timur di aula Hotel Flores Mandiri Senin (22/2).
Menurut Gubernur Leburaya, berdasarkan kondisi tersebut maka pemerintah menetapkan pariwisata menjadi salah satu dari lima sektor unggulan dan memberikan anggaran belanja yang naik cukup signifikan untuk tercapainya target utama pembangunan kepariwisataan. Peran sektor pariwisata kata Leburaya, akan sangat strategis dalam pembangunan nasional ke depan. Priwisata akan jadi leading sector, karena dari lima prioritas pembangunan nasional yakni infrastruktur, maritim, energi, pangan dan pariwisata yang menjadi andalan adalah pariwisata. Hal ini mengingat trendnya sebagai penghasil devisa terus meningkat.
Khusus untuk wilayah Nusa Tenggara Timur pembangunan pariwisata demikian Leburaya, lebih dimaksudkan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, yang nantinya akan dijadikan sebagai penggerak kewirausahaan lokal. Hal ini tentunya dengan satu tujuan guna mendorong pembangunan ekonomi Nusa Tenggara Timur.
Jelasnya, Kemajuan pembangunan Nusa Tenggara Timur, akan tercermin dari laju pertumbuhan ekonomi daerah yang baik dan adanya pemerataan ekonomi di wilaah ini. Pertumbuhan ekonomi dan adanya pemerataan ekonomi yang baik, tentunya akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan Kepariwisataaan NTT tahun 2016 maupun 2017 jelasnya lagi, sasarannya difokuskan pada peningkatan infrastruktur destinasi wisata dan wisata minat khusus yang akan berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan.
“Tahun 2016 dan 2017 pembangunan pariwisata kami fokuskan pada peningkatan infrastruktur destinasi wisata dan wisata minat khusus, dan ini tentunya sebagai upaya untuk meigkatkan jumlah wisatawan”pungkasnya.(Humas Ende/Helen Mei (eln)