Headline

.

  • MOHON MAAF BLOG HUMAS ENDE SUDAH GANTI ALAMAT BLOG..SILAKAN KUNJUNGI BLOG HUMAS PROTOKOL YANG BARU DENGAN ALAMAT : (KLIK GAMBAR) https://humasprotokolende.blogspot.com

Senin, 06 Juni 2016

RUMAH ADAT SIMBOL KEBESARAN LELUHUR


Rumah adat dan seluruh perlengapan yang terdapat di dalam rumah adat merupakan simbol kebesaran leluhur atau nenek moyang. Untuk itu keberadaannya harus dijaga dan dilestarikan. Bupati Ende Marselinus Y. W. Petu mengatakan ini saat menghadiri peresmian pembangunan rumah adat Wolomari Desa Wonda Kecamatan Ndori, Kamis (26/5). Menurut Bupati Marsel, setiap anak cucu harus bisa menjaga rumah adat dan semua perlengkapannya agar bisa tetap menjadi sebuah kekuatan untuk bisa terus diwariskan.

Pembangunan sebuah rumah adat kata Bupati, harus dilakukan secara swadaya oleh para turunan atau masyarakat secara bersama-sama. Apabila pembangunan rumah adat ini dilakukan secara swadaya, maka rumah adat ini mempunyai nilai dan kekuatan tersendiri, ketimbang dibangun hanya mengandalkan bantuan.


“Jadi untuk sakralnya semua rumah adat, pembangunannya harus secara  swadaya, dari hasil keringat  semua keluarga besar, sedangkan pemerintah sebatas mendukung dengan hadir pada acara peresmian”papar Bupati Marsel.

Sebagai Bupati, ia menegaskan dirinya memahami betul bagaimana hakekat dari pembanguan semua rumah adat. Pemerintah sebatas memberikan dukungan misalnya hadir pada acara peresmian seperti ini.

Kepada keluarga besar rumah adat Wolomari ini, Ia berharap untuk selalu menjaga keberadaan rumah adat ini, serta jangan saling memperebutkan dan mengklaim kepemilikan sehingga dengan demikian tetap menjadi keluarga besar dan tidak terceraiberaikan.

Ketua Panitia pembangunan rumah adat  Wolomari Abubakar Bele Sanggu, menjelaskan rumah adat Wolomari yang dibangun kembali Noppember 2014 setelah rusak 12 tahun lalu akibat angin puting beliung dikerjakan lebih kurang 1 tahun 3 bulan dan selesai pembangunan maret 2016.(Humas Ende/Helen Mei (eln))