Headline

.

  • MOHON MAAF BLOG HUMAS ENDE SUDAH GANTI ALAMAT BLOG..SILAKAN KUNJUNGI BLOG HUMAS PROTOKOL YANG BARU DENGAN ALAMAT : (KLIK GAMBAR) https://humasprotokolende.blogspot.com

Selasa, 07 Juni 2016

MTQ MOMEN RAJUT KEBERSAMAAN

“Saya berharap momentum Musabaqah Tilawatil Qur’an bisa kita gunakan untuk merajut kebersamaan, terus membina kerukunan, toleransi serta juga ajang untuk berkompetisi meraih prestasi”ujar Gubernur NTT Frans Leburaya saat menutup kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an ke-26 Tingkat Propinsi NTT di lapangan Pancasila Sabtu (28/5).

Pencapaian Prestasi ini kata Gubernur, dalam artian bahwa peserta harus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang ayat-ayat suci Al-qur’an sehingga tidak terjebak pada sekelompok orang yang sering mengatasnamakan agama melakukan tindakan-tindakan radikal, teror dan sejenisnya. Hal ini terjadi karena pemahaman akan agamanya sangat kurang.

Pemerintah selalu memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan keagaman seperti ini, juga memberikan dukungan terhadap lembaga-lembaga keagamaan. Sampai hari ini kita semua masih bisa mewujudkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama di wilayah ini dengan baik.

“Saya berterimakasih kepada pimpinan dan anggota DPRD Propinsi yang telah memberikan dukungan kepada gubernur dalam  upaya menjaga, membina dan merajut silahturahmi membangun persaudaraan diantara kita semua, dan terimakasih  kepada seluruh rakyat NTT yang telah menghantarkan saya selaku gubernur menerima Trophy atau penghargaan kerukunan umat beragama di Nusa Tenggara Timur”papar Leburaya.

MTQ dalam konteks lomba tidak sekedar menemukan peserta yang mempunyai potensi juara, tidak sekedar mendorong peserta mempunyai kemampuan membaca ayat-ayat suci Alqur’an dengan baik tetapi juga mesti memahaminya dengan baik, tetapi mesti juga mengamalkan nilai-nilai suci Alqur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Pelaksanaan MTQ ini juga dilaksanakan disetiap kabupaten/kota untuk menunjukan bahwa kita berbeda tetapi tetap satu. Hal ini harus terus menerus dijaga dan dibina supaya pengaruh-pengaruh negatif tidak boleh mencermati dan mencederai toleransi kerukunan hidup antar umat beragama di Nusa Tenggara Timur.(Humas Ende/Helen Mei (eln))