Headline

.

  • MOHON MAAF BLOG HUMAS ENDE SUDAH GANTI ALAMAT BLOG..SILAKAN KUNJUNGI BLOG HUMAS PROTOKOL YANG BARU DENGAN ALAMAT : (KLIK GAMBAR) https://humasprotokolende.blogspot.com

Senin, 11 April 2016

ANCAMAN RADIKALISME SAAT INI NYATA

Ancaman radikalisme saat ini menjadi ancaman yang nyata di wilayah NTT. Ancaman Radikalisme yang selama ini terjadi wilayah Timur Tengah, maupun kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta kini menjadi nyata di wilayah Nusa Tenggara Timur.

Kepala Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sisilia Sona mengatakan ini dihadapan peserta Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Ende di lantai 2 Kantor Bupati Jln. Eltari Rabu (30/3).

Menurut Sisi Sona, karena ancaman radikalisme ini ancaman nyata di wilayah NTT maka sesuai permintaan Gubernur Frans Leburaya maka setiap kepala desa, Lurah maupun camat untuk bisa secara serius memperhatikan orang-orang yang masuk ke wilayahnya, lebih-lebih orang asing.

Apabila ditemukan adanya orang-orang asing lebih-lebih bagi mereka yang melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak dilaporkan atau diketahui pemerintah agar kesempatan pertama 1 X 24 jam melaporkan kehadirannya kepada aparat terdekat.

NTT selama ini wilayahnya dikatakan aman dari ancaman-ancaman radikalisme, namun kenyataanya baru-baru ini teroris di tangkap di Manggarai barat. Dan komunis gaya baru sekarang lagi ada dimana-mana.

Jelasnya pada beberapa kota  di Nusa Tenggara Timur, terdapat simbol-simbol dari kelompok  paham radikal di pancangkan pada beberapa area strategis. Ini tentunya harus  menjadi perhatian serius dan harus diwaspadai oleh semua komponen masyarakat di wilayah ini.

“NTT kita katakan aman, tetapi di beberapa daerah seperti TTU ada bendera ISIS yang dipasang di samping hotel dekat masjid, di Kupang  ada gambar palu arit , dan ada baju yang bagian depannya bergambar palu arit dan bagian belakangnya bertuliskan Indonesia bangkit, ini menandakan kita memang harus waspada”papar Sona.

Tambahnya, bukan tidak mungkin paham lama, paham radikal muncul kembali. Kehadiran paham radikal saat ini sudah melalui metamorfosis bentuk baru, kadang mengatasnamakan agama tetapi bukan agama. Ini  harus menjadi perhatian serius bersama.(Humas Ende/Helen Mei (eln))