Ketua Panitia penyelenggara Stefanus Yopi dalam laporannya mengatakan, pertemuan semesteral petani ini merupakan kegiatan yang rutin dilakukan oleh petani dampingan Yayasan Tana Nua setiap 6 (enam) bulan untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan baik di kebun masing-masing maupun kegiatan secara kelompok.
Menurutnya pada pertemuan semesteral ini juga petani akan membuat perencanaan untuk 6 (enam) bulan yang akan datang. Selain itu pertemuan ini juga merupakan kesempatan yang baik untuk saling bertukar pengalaman antara petani baik yang berhasil maupun yang gagal.
Jelasnya, pada pertemuan semesteral kali ini topik yang dibahas berupa tukar pengalaman antara petani, praktek lapangan dan penjelasan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Desa Kabupaten Ende terkait pengelolaan ADD, lomba kader Kopi dan kader Kakao.
Jelasnya lagi, tujuan dari kegiatan pertemuan semesteral ini adalah selain untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang pola pertanian lahan kering dan pengolahan pangan lokal bergizi serta pengolahan obat tradisional juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya rasa solidaritas antara petani, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengelolaan ADD dan terciptanya kader-kader pemabngunan dalam desa di bidang pertanian.
Sedangkan Output yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah munculnya kesadaran kritis petani untuk melihat masalah-masalah yang sedang dialami, adanya kesadaran masyarakat desa untuk lebih bertanggung jawab dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa dan adanya pemahaman pengetahuan dan ketrampilan oleh kader-kader pertanian dari program Kopi, Kakao dan livelihood.
Direktur Yayasan Tana Nua Flores, Hironimus Pala saat menyampaikan sambutannya mengatakan kehadiran Yayasan Tana Nua Flores lebih difokuskan pada daerah-daerah terpencil yang dikategorikan miskin oleh sebagian kalangan.
Namun bagi dirinya yang selama ini selalu bersama petani, sebenarnya masyarakat di wilayah terpencil tidak miskin dari taraf hidupnya. Miskin bagi masyarakat di wilayah-wilayah terpencil ini menurutnya lebih kepada miskin infrastruktur berupa sarana prasarana jalan.
Ia menjelaskan ada 4 (empat) program yang menjadi prioritas yayasan Tana Nua Flores di wilayah ini yaitu, program penghidupan berkelanjutan pada 23 desa dampingan, Program rantai Kopi pada 33 desa dampingan, Program Rantai Kakao dan Program Perbaikan Layanan Alat dengan kegiatan konservasi, dan penghijauan mata air.(Humas Ende/Helen Mei (eln))