Headline

.

  • MOHON MAAF BLOG HUMAS ENDE SUDAH GANTI ALAMAT BLOG..SILAKAN KUNJUNGI BLOG HUMAS PROTOKOL YANG BARU DENGAN ALAMAT : (KLIK GAMBAR) https://humasprotokolende.blogspot.com

Kamis, 07 Januari 2016

ATASI GISI BURUK, IBU-IBU LIKANAKA BENTUK DASA WISMA

Berangat dari keprihatinan para ibu akan apa yang dialami masyarakat khususnya anak-anak yang menderita gisi buruk sesuai keluhan petugas kesehatan, kader posyandu saat penimbangan di Posyandu , mendorong  ibu-ibu yang berada di Desa Likanaka Kecamatan Wolowaru berinisiatif membentuk kelompok dasa wisma. Kelompok dasa wisma resmi dibentuk tanggal 8 Oktober 2011, dan kemudian kelompok dasa wisma ini diberi nama dasa wisma Flamboyan dan dikukuhkan oleh kepala desa tahun 2013.

Sisilia Sona ketua Kelompok Dasa Wisma Flamboyan Desa Likanaka Kecamatan Wolowaru, menyampaikan ini saat diberikan kesempatan untuk menyampaikan kesan pesan atas prestasi yang sudah ia raih dengan memperoleh penghargaan Adikarya Pangan Nusantara.

Ia mengatakan berbagai kegiatan dilaksankan dalam kelompok dasa wisma Flamboyan ini, selain  seperti pemanfaatan pekarangan untuk meningkatkan gizi keluarga,  juga pemeliharaan ternak dimana ternak-ternak tersebut  dikandangkan. Usaha yang dilakukan kelompok dasa wisma Flamboyan ini dengan maksud untuk mencegah anak-anak  terkena gizi buruk di wilayah itu. 

Keberadaan kelompok dasa wisma ini dirasakan sangat memberikan manfaat bagi masyarakat yang ada. Salah satu hasilnya dapat dilihat dari makin menurunnya jumlah anak gisi buruk di desa tersebut dan selain itu usaha kelompok berupa pemanfaatan pekarangan dapat memenuhi kebutuhan keluarga  dan sebagian hasilnya di jual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga untuk keperluan pendidikan anak-anak.

Jelasnya dari kegiatan pemanfaatan pekarangan inilah dan setelah melalui tahapan verifikasi tingkat  kabupaten, kemudian Tingkat Propinsi dan terakhir di tingkat nasional yang akhirnya menghantar ia ke Istana Negara dan menerima penghargaan Adykarya Pangan Nusantara langsung dari orang nomor satu negeri ini, Presiden Joko Widodo.

Ia menuturkan, sebagai seorang petani tentunya ia tidak pernah menyangka bahkan bermimpi sekalipun untuk bisa bertemu Presiden bahkan sampai berjabatan tangan. Tetapi hanya melalui kegiatan pemanfaatan pekarangan dengan berbagai tanaman sayur-sayuran, tanaman obat-obatan kelompok dasa wismanya yang membuat dirinya akhirnya bertemu orang nomor satu di negeri ini.

“Jujur ibu, saya tidak pernah menyangka bahkan bermimpi sekalipun saya akan ke istana Negara bertemu presiden, dan bahkan bersalaman dengan presiden, saya hanyalah seorang petani kecil, tetapi berkat kegiatan pemanfaatan pekarangan dengan menanam berbagai tanaman sayuran, obat-obatan dan tanaman lainnya oleh kelompok dasa wisma kami, maka saya bisa bertemu presiden dan mendapatkan penghargaan Adikarya Pangan Nusantara, sebenarnya yang menerima penghargaan ini ada 75 orang dari seluruh Indonesia, tetapi yang boleh ke istana Negara hanya 15 orang, dari 15 orang ini, tiga orang dari NTT termasuk saya, dan saya sangat terharu bisa bertemu presiden dan berjabatan tangan dengan beliau”ujarnya penuh semangat.

Usai memberikan kesan pesan, Sisilia Sona mendapatkan bantuan bibit Jagung pulut yang diserahkan sekretaris BKP3, Mathilda G.I. Petu yang juga sebagai ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ende.(Humas Ende/Helen Mei (eln))