Headline

.

  • MOHON MAAF BLOG HUMAS ENDE SUDAH GANTI ALAMAT BLOG..SILAKAN KUNJUNGI BLOG HUMAS PROTOKOL YANG BARU DENGAN ALAMAT : (KLIK GAMBAR) https://humasprotokolende.blogspot.com

Rabu, 16 Maret 2016

HARAPAN BERSAMA MINTA PMERINTAH DUKUNG KELOMPOKNYA

Kelompok Tenun Ikat Harapan Bersama Kelurahan Roworena Kecamatan Ende Utara meminta pemerintah Kabupaten Ende dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ende membantu usaha tenun ikat yang digeluti. Ketua Kelompok tenun ikat Harapan Bersama Perpetua Baina mengatakan ini di sela-sela kegiatan peletakan batu pertama pembangunan galeri tenun ikat di Kelurahan Roworena Kecamatan Ende Utara Rabu (2/3).
Menurut Perpetua bantuan tersebut berupa penambahan modal usaha juga pelatihan-pelatihan  yang akan mendukung  kegiatan kelompok tenun ikat kelompoknya. Hal ini dimaksudkan agar usaha mereka akan berkembang dengan corak dan motif yang tentunya memenuhi tuntutan pasar.

Ia menjelaskan selama ini ia bersama anggota kelompok lainnya menjalankan usaha tenun ikat secara tradisional dengan peralatan seadanya.  Dengan menggunakan peralatan tenun ikat seadanya biasanya satu bulan mereka bisa menghasilkan tenun ikat sebanyak lima lembar. Jenis tenun ikat yang dibuat biasanya sesuai kebutuhan. Apabila tenun ikat tersebut dipakai untuk dijual di pasar maka dalam sebulan bisa mengasilkan lima sampai enam lembar. Sedangkan i apabila tenun ikat untuk dipakai sendiri  satu bulan bisa menghasilkan satu lembar.

Tuturnya, usaha tenun ikat ini mereka kerjakan dalam seminggu dilaksanakan dua kali yaitu pada hari rabu dan Sabtu , dan itupun tergantung dengan cuaca. Apabila cuacanya mendung maka mereka tidak melakukan aktivitas tenun ikat. Hal ini dikarenakan apabila mendung motifnya akan rusak.

Bantuan peralatan tenun moderen yang diberikan ini tentunya akan sangat membantu usaha tenun ikat mereka. Karena cara mengoperasionalkan alat tenun ikat moderen ini sangat sulit maka ia meminta pemerintah untuk terus memberikan pelatihan sampai mereka benar-benar mahir menggunakan alat  tenun ikat moderen tersebut.

“memang alat tenun ikat moderen ini sangat sulit kalau digunakan, karena butuh ketelitian kecepatan mata dan tangan, jadi kami minta kami bisa di latih terus sampai kami mahir menggunakannya, Memang kami pernah mengikuti pelatihan di Jepara tahun 2014 lalu, namun karena waktunya sangat singkat yaitu hanya dua hari kami belum paham sepenuhnya menggunakan alat-alat tersebut apabila tidak semua materi diberikan sehingga sampai saat ini kami masih kesulitan”ujarnya.

Matheus Ea Meu Kepala Bidang pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang juga sebagai sekretaris Dekranasda saat dikonfirmasi terkait permintaan kelompok tenun ikat untuk bantuan modal kerja dan pelatihan mengatakan, pada prinsipnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Ende juga Dekranasda akan sepenuhnya melakukan pendampingan-pendampingn kepada semua kelompok tenun ikat yang ada di wilayah ini.  Pelatihan bagi kelompok tenun ikat akan menjadi  salah satu program dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan juga dekranasda.(Humas Ende/Helen Mei (eln))