Bupati Ende, Ir Marsel Petu meminta agar sekolah jangan menjadi lingkungan yang eksklusif, sekolah sebagai dunia yang mewadahi pencerahan dan penghasil perubahan perilaku sebagai hasil belajar harus terbuka terhadap lingkungan sekitar, kritik dan saran, stakeholder serta harus menerapkan prinsip transparansi dalam seluruh aspek managemen sekolah. Hal tersebut dikatakan Bupati Ende, Ir Marsel Petu saat melantik dan mengambil sumpah 249 orang kepala sekolah di seluruh Kabupaten Ende, Kamis (21/1/2016) di Aula Lantai 2 Kantor Bupati Ende.
Ia menjelaskan Ing Ngarsa mengandung arti, seorang pemimpin, harus berdiri di depan dengan memberi teladan atau contoh yang baik, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat mesinkronkan apa yang dia bicarakan dengan apa yang dia lakukan.
Ia menambahkan, ing madya mangun karsa artinya bila berada di tengah murid – murid/ orang – orang yang dipimpinnya, pemimpin harus menciptakan prakarsa dan ide – ide. Pemimpin harus menjadi seorang yang memberi inspirasi.
Sedangkan, Tut wuri handayani artinya, dari belakang seorang kepala sekolah selaku pemimpin wajib, memberikan dorongan dan arahan, sehingga murid – murid dan guru tidak merasa ketinggalan.
Ia menegaskan bahwa Wajah suatu sekolah adalah wajah Kepala sekolah. “Kesuksesan dan keberhasilan suatu sekolah adalah kesuksesan atau kegagalan kepala sekolah,”tegas Bupati Marsel.
“Semangat kebersamaan ini juga telah dirintis oleh dunia pendidikan sejak satu dekade lalu melalui gerakan managemen berbasis sekolah. Sekolah sebagai fokus, siswa – siswi menjadi fokus atau subyek dari seluruh proses pembelajaran dan proses pembangunan yang terjadi di sekolah. Kita semua, melalui program Tiga Batu Tungku (Lika Mboko Telu) adalah pendukung masa depan anak – anak kita,”kata Bupati Marsel. (ria/humas)