“Upacara Patika Du’a Bapu Ata Mata merupakan bentuk dukungan nyata kita untuk melestarikan budaya, sekaligus sebagai wahana promosi dan pengembangan daerah dalam meningkatkan kontribusi pariwisata dan pendapatan masyarakat sehingga cita-cita untuk menggapai kesejahteraan dapat terwujud bagi masyarakat Ende yang
mandiri”, ujar Bupati Ende Ir. Marselinus Y.W.Petu, dalam sambutannya dihadapan seluruh Peserta, Mosalaki dan Faiwalo Anakalo pada acara Patika Du’a Bapu Ata Mata di puncak Danau Kelimutu dalam rangka memperingati HUT ke-70 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Tingkat Kabupaten Ende Tahun 2015 (Jumad, 14/08/2015).
Menurut Bupati, Kabupaten Ende memiliki keanekaragaman obyek pariwisata yang kaya dengan keunikan dan daya tarik tersendiri, sehingga memiliki potensi dan peluang untuk dikelola dan dikembangkan.
Ia mengatakan, masyarakat adat yang menempati kawasan penyangga Taman Nasional Kelimutu memiliki suatu kepercayaan mistik dalam cerita rakyat yang melegenda. “Mereka percaya bahwa arwah orang yang sudah meninggal akan bersemayam di Danau Kelimutu yakni di Tiwu Atapolo, Tiwu Ata Bupu dan Tiwu koofai Nuwa Muri”, ujarya. Hal ini juga kata Marsel, memberi inspirasi yang tertuang dalam gagasan tentang pentingnya sebuah seremonial adat yang berlandaskan pada interkasi manusia dengan alam (kelimutu) dan sekitarnya.
Peristiwa adat ini demikian Marsel, memberikan pencerahan dan pembinaan kepada generasi muda mengenai adat budaya oleh para mosalaki untuk melestarikan kebudayaan yang telah diwariskan oleh para nenek moyang terdahulu, dan ini menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi wisatawan yang menyaksikan langsung keindahan alam Danau Tiga Warna Kelimutu.
Ia berharap, kegiatan yang dilakukan ini terus dilaksanakan secara teratur dan berkelanjutan dan merupakan kegiatan tetap setiap tahun yang dipadukan dalam kegiatan Sepekan Pesta Danau Kelimutu. (Humas/Ende/Inggrita Dewi)
