Pagelaran Seni Budaya Daerah (PBSD) selain bersifat relaksasi juga merupakan suatu proses menggali, menemukan, meramu/mengemas dan mengkreasi sesuatu menjadi sebuah produk atraksi budaya yang unik, menarik dan berkualitas.
Kegiatan Pagelaran Seni Budaya Daerah ini juga menurut Bupati Marsel Petu merupakan sebuah proses dan aktivitas yan harus dilakukan secara sadar dan berakar pada subyektivitas pelaku seni budaya baik dari aspek alamiah maupun sosial demi memperkuat jati diri dan memperjelas karateristik.
Produk atraksi seni budaya yang berkualitas kata Bupati, adalah yang memiliki arti atau bernilai, atraktif dan berkarakter. Dengan demikian karateristik suatu daerah dapat dikenal melalui karakter atraksi budaya yang dibawakan.
Dukungan dan apresiasi dari pemerintah pusat terhadap seluruh kegiatan dalam penyelenggaraan Sepekan Pesta Danau Kelimutu 2015 ini demikian Bupati, secara konkrit membuktikan bahwa ada keterkaitan, sinkronisasi dan harmonisasi antara kebijakan nasional, regional maupun lokal.
Kata Bupati, ada satu kepentingan yang ingin dicapai yakni menumbuhkan idealisme dan memperkuat kapasitas masyarakat melalui berbagai aktivitas yang dapat mempertegas karakteristik daerah untuk meningkatkan jati diri dalam konsteks mencapai kesejahteraan masyarakat seutuhnya.
Tuturnya, Partisipasi masyarakat umum maupun kelompok-kelompok kategorial lainnya seperti sekolah, pemuda, kelompok profesi lainnya memberikan harapan, membangun persepsi bahwa kesadaran akan tanggung jawab pewarisan nilai budaya sudah menyentuh ke segala lini, merasuk ke setiap lubuk hati masyarakat.
“Ini yang mestinya kita jaga dan pelihara dan kita kembangkan dem menjaga kontinuitas serta keberlanjutan pencitraan yang semakin baik dan positif dari waktu ke waktu”, ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan Pagelaran Seni Budaya ini juga membuktikan bahwa para seniman mempunyai cara tersendiri untuk berkiprah dalam event bermakna ini.
“Inilah makna partisipasi masyarakat yan sesungguhnya, yang dapat kita saksikan secara nyata dalam proses pembangunan ini. Karena kita sadari bahwa setiap elemen masyarakat sebenarnya mendapatkan ruang partisipasi dalam pembangunan ini melalui tugas dan rutinitas keseharian”, tambahnya. (Humas Ende, Helen Mey (eln))