Kejahatan narkoba lebih
berbahaya dari terorisme Internasional, apabila terorisme umumnya memiliki ciri
– ciri yang gampang dikenali sementara jaringan peredaran narkotika saat ini
muncul dengan wajah yang canggih dan terkesan ramah. Mayoritas pelaku narkotika
yang tertangkap justru berkerah putih, memiliki profesi terhormat seperti
pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, karyawan kantor, aparat hukum dan
selebritis.
Menurut Sius Mana, kejahatan
narkoba merupakan kejahatan yang bersifat tidak mengenal batas, terorganisir,
mengglobal/mendunia, dan merupakan kejahatan kemanusiaan. Selain itu karakteristik
kejahatan narkoba bersifat terselubung, terorganisasi, sistem sel, memiliki
jaringan tertutup dan selalu memanfaatkan teknologi modern.
Ia menambahkan peredaran
narkoba memiliki mobilitas tinggi dan memiliki nilai bisnis yang tinggi dan
dapat menimbulkan dampak yang luar biasa bagi kelangsungan bangsa dan negara.
Ia menuturkan berdasarkan
penelitian Puslitkes UI di 10 kota besar Indonesia pada tahun 2004 menunjukkan
pasar narkoba di tanah air sangat besar. Tercatat kebutuhan pemakai narkotika
dalam 1 bulan untuk extasi dan sejenisnya mencapai 1,7 ton tak kurang dari 0,5
ton sebulan.
Selain itu,katanya lagi, pasar
narkoba juga menyerap 0,5 ton sebulan, jenis yang lebih parah dan mematikan
seperti kokain dan sejenisnya. Wajar jika seiring perubahan waktu, Indonesia
menjadi salah satu produsen terbesar di dunia bersama negara – negara lain.
Bisnis narkoba ternyata begitu menarik karena keuntungan pertahunnya mencapai
23 triliun. “Mungkin karena keuntungannya triliunan maka banyak orang yang
tergiur untuk bisnis ini walaupun ia tau konsekuensinya akan berurusan dengan
hukum”ujarnya.
Modus operasi, menurutnya, bisa
membawa narkoba lewat jalur udara, laut, jalur darat, dan menggunakan tempat –
tempat kos/kamar – kamar hotel sebagai tempat pertemuan, bersifat tertutup
dengan lingkungan setempat dimana ia tinggal serta menggunakan identitas palsu
(baik kurir ataupun yang bersangkutan).
Ia mengatakan penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkoba di Indonesia sudah pada tahap yang sangat mengkawatirkan
apabila tidak ditangani dengan baik. Indonesia bukan hanya sebagai transit dan
pemasaran narkoba tetapi sudah menjadi tempat pembuatan/produksi narkoba.
Terkait Narkoba, Wakil
Bupati Ende Djafar Achmad saat membuka kegiatan sosialisasi tersebut
mengatakan, kasus narkoba yang kebanyakan korbannya adalah kaum muda harus
mendapat perhatian serius dari semua pihak.
Penanganannya kata Wabub
Djafar tidak hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi semua komponen
masyarakat juga harus ikut terlibat. Karena masalah narkoba ini telah menjadi
masalah bersama. (ria Humas Setda Ende)