Semangat dan perjuangan para wisudawan tidak bisa terelakan dengan perkembangan dunia global dewasa ini. Hal ini mengakibatkan terjadinya gap atau jarak yang teramat kuat antara konsep dengan tindakan nyata. Kadang ditemukan orang yang hanya bisa berbicara tanpa bisa berbuat nyata dan suka menyebarkan berita-berita bohong (Hoax) dan menyampaikan ujaran kebencian. Orang seperti ini ibarat ilalang .
Marsiana Nari salah seorang wisudawan, mengatakan ini mewakili wisudawan lainnya saat menyampaikan sambutan pada acara wisuda Sarjana Agama Sekolah Tinggi Pastoral (STIPAR) Atmareksa di Aula Kampus tersebut , Jln. Gatot Soebroto Kamis (7/9). Menurut Marsiana Nari, banyak orang hanya bisa bicara tetapi tidak bisa berbuat sesuatu, sehingga akhirnya orang mudah jatuh ke dalam berita bohong, ujaran kebencian, salah bertutur dalam media dan kurang bijak dalam memaknai media sosial.
Hal ini menurutnya lagi, menunjukan orang lebih senang bicara , bertutur tanpa tindakan nyata, sehingga kata-kata menjadi hambar, gampang menjadi berita bohong karena tidak ditunjuhkan dalam karya-karya produktif.
Jelasnya, gambaran kehidupan jaman ini, telah dilukiskan oleh Yesus melalui perumpaman mengenai ilalang dan gandum. Dalam perumpaman tersebut, Yesus mengibaratkan Ilalang adalah gambaran dari orang yang suka bicara atau menyampaikan berita bohong atau ujaran kebencian diantara sesama umat manusia. Sedangkan gandum adalah gambaran baik bagi orang yang mencintai kedamaian. Namun Ilalang bertumbuh sangat cepat sehingga energi dan moral bangsa akhirnya terkuras habis hanya untuk menangkis kata-kata miring dan ujaran kebencian yang menghambat kemajuan bangsa dan tegaknya kemanusiaan. Akibat lanjutnya terjadi degradasi moral bangsa.
“ Kehadiran kita hendaknya menjadi gandum yang bernas di tengah padang ilalang, mari kita berjuang menjadi katekis penghasil gandum dan jangan terhimpit oleh suburnya ilalang”pintanya.(Humas Ende/Helen Mei (eln))
Jelasnya, gambaran kehidupan jaman ini, telah dilukiskan oleh Yesus melalui perumpaman mengenai ilalang dan gandum. Dalam perumpaman tersebut, Yesus mengibaratkan Ilalang adalah gambaran dari orang yang suka bicara atau menyampaikan berita bohong atau ujaran kebencian diantara sesama umat manusia. Sedangkan gandum adalah gambaran baik bagi orang yang mencintai kedamaian. Namun Ilalang bertumbuh sangat cepat sehingga energi dan moral bangsa akhirnya terkuras habis hanya untuk menangkis kata-kata miring dan ujaran kebencian yang menghambat kemajuan bangsa dan tegaknya kemanusiaan. Akibat lanjutnya terjadi degradasi moral bangsa.
“ Kehadiran kita hendaknya menjadi gandum yang bernas di tengah padang ilalang, mari kita berjuang menjadi katekis penghasil gandum dan jangan terhimpit oleh suburnya ilalang”pintanya.(Humas Ende/Helen Mei (eln))