Film merupakan karya yang dikomunikasikan ke dalam alam pikiran masyarakat dan bisa dijadikan produk budaya yang memiliki nilai jual, sehingga dapat mencerdaskan kehidupan masyarakat.
Hal ini dikatakan Hadi Artono, M.Sn dalam materinya tentang Film dalam Literasi Media yang disampaikan kepada peserta kegiatan Gerakan Cinta Film Indonesia sedaratan Flores dan Lembata yang berlangsung di Wisma Emaus, Ende, Rabu (12/8/2015).
“Kekuatan teknis itu yang menjadikan film itu indah, meskipun bukan sebagai produk budaya yang akan mencerdaskan penontonnya, setidaknya sebagai medium audio – visual dapat menjadi hiburan untuk mata dan telinga. Ini syah, dan tidak membawa kerugian dalam kebudayaan,” kata Hadi.
Menurut Hadi, film sebagai produk budaya dapat ditangkap dari pesan (message) yang terkandung di dalamnya dan pesan tidak bisa dikamuflase namun demikian pesan saja tidak ada artinya. Sekali menjadi produk budaya massa menurutnya maka tidak ada pilihan lain, film harus terjual. Karena itu tetap merupakan dua sisi keharusan bagi film sebagai produk budaya, yaitu adanya pesan yang mencerdaskan masyarakat dan sekaligus memiliki daya keterjualan.
Dalam pembuatan film katanya harus memiliki SDM yang bagus, peralatan serta memiliki biaya dalam pembuatan film. “Dalam membuat film tidak semudah apa yang dipikirkan masyarakat, bagaimana membuat film itu bisa diminati dan bisa ditonton oleh banyak orang.” Tegas Hadi.
Hadi berharap kepada Pemerintah Daerah lebih banyak memperkenalkan atau mempromosikan potensi daerah lewat film baik itu alamnya, kebudayaannya dan lain - lain sehingga daerah bisa dikenal oleh masyarakat (ria Humas Setda Ende)