Busana tradisional sebagai sebuah identitas dari
suatu komunitas budaya yang pernah ada dan tetap eksis dalam kehidupan.
Keberadaanya menandai awal dari sebuah peradaban dan dimulainya kehidupan
komunal yang lebih martabat. Bentuknya yang khas dengan wujud dan makna
bernuansa simbolik merupakan totalitas dari pesan moral dan kearifan tradisi
yang ingin diwariskan.
Bupati Ende Ir. Marselinus Y.W.Petu, mengatakan ini dihadapan peserta Parade Budaya Nusantara dalam sambutannya pada Acara Pelepasan Parade Budaya Nusantara di Halaman Kantor Bupati Ende Jl. Eltari (Senin, 10/08/2015).
Menurut Bupati, busana
tradisional sejatinya merupakan totalitas dari potret kehidupan dan identitas
suatu komunitas budaya yang dalam realitas kehidupan sehari-hari sering
terpinggirkan, diabaikan dan tidak digemari dibandingkan dengan busana modern
yang kerap digunakan dalam berbagai urusan yang terkait dengan sikap dan
pandangan masyarakat ultra modern yang serba instan dan praktis.
Sifatnya yang
kaku (baku/tidak berubah) demikian Marsel, menyebabkan mudah tergusur oleh
kehadiran busana modern yang lebih modis, syarat dengan kreativitas, harmoni
dengan dinamika trend yang terjadi.
Lebih lanjut Ia
mengatakan, keberadaan para peserta busana nusantara ini sebenarnya menunjukan
adanya suatu keanekaragaman tradisi dari berbagai macam komunitas yang telah
ada, yang sudah hidup dan berkembang secara harmonis, bersinergi secara
positif, menata kehidupan bersama dan mengembangkan toleransi yang tak
bersekat.
Ia menambahkan,
penyelenggaraan parade busana Nusantara tahun 2015 ini adalah salah satu cara
pengimplementasian visi Kabupaten Ende “ Mewujudkan Karakteristik Kabupaten
Ende Dengan Membangun dari Desa dan Kelurahan”, dimana kegiatan ini
mencerminkan adanya keanekaragaman, adanya solidaritas yang dibangun dan adanya
toleransi yang dikembangkan. (Humas/Ende/Inggrita
Dewi).