Gelar sarjana yang diraih para wisudawan bukan sekedar embel tambahan pelengkap melainkan simbol profesionalitas sebagai pengajar agama Katolik. Profesionalitas ini berhubungan dengan profesi atau pekerjaan yang menuntut kepandaian, kepiawaian dan ketrampilan khusus dalam melaksanakannya.
Menurut Romo Feri Dhae, profesionalitas tidak hanya sebatas memiliki ilmu dan pengetahuan melainkan juga sejumlah ketrampilan untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam profesi dan juga dalam kehidupan sehari-hari.
Tiga jenis profesionalitas yang mesti ditampilkan oleh seorang katekis kata Romo Feri, adalah keinginan menampilkan perilaku yang mendekati piawai ideal, keinginan untuk memelihara image profesi dan kesediaan mengembangkan profesi.
Keinginan selalu menampilkan perilaku yang mendekati piawai ideal menurut Romo Feri, merupakan perangkat perilaku yang dipandang paling sempurna, dan dijadikan sebagai rujukan bagi seorang pengajar agama dan kepiawaian ini ada dalam Guru Agung Yesus Kristus. Menurutnya, seorang yang memiliki proesionalitas akan selalu mengidentifikasi dirinya dengan piawai ideal ini.
Ia menuturkan, memelihara image profesi berarti, wisudawan bukan hanya katekis dalam kelas melainkan di setiap moment dan di setiap tempat wisudawan berada. Image profesi ini penting diwujudkan dalam penampilan diri dan terutama dalam cara kerja bersama orang lain. “Anda adalah katekis bukan hanya dalam ruang kelas, tetapi menjadi katekis pada setiap moment dan kesempatan”ujarnya.
Sedangkan kesediaan mengembangkan profesi diri tambahnya, diwujudkan dengan upaya terus menerus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dengan kata lain ciri profesionalitas ini adalah menciptakan iklim belajar dalam diri sendiri. Bukti katekis profesional secara sederhana menurutnya adalah pemanfaatan uang sertifikasi “Ketika anda membeli perhiasan dan barang lux menggunakan uang sertifikasi anda bukanlah seorang profesional. Tetapi ketika anda menggunakannya bagi pengembangan diri dan pelayanan seperti membeli buku, komputer itulah ciri profesionalitas anda”ujarnya. (Humas Ende/Helen Mei (eln)).