Pelaksanaan program kependudukan dan KB di kabupaten Ende, sudah dilaksanakan lama, namun persoalan kependudukan ini masih saja terjadi. Kehadiran Koalisi Indonesia Untuk Kependudukan (KIK) dan Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (FAPSEDU) Kabupaten Ende ini hendaklah menjadi sebuah kebutuhan bukan keinginan.
Berbicara mengenai kependudukan kata Marsel, artinya bicara tentang sebuah sistem. Sementara basis dan komunitas dasarnya adalah penduduk itu sendiri. Sehingga apabila mengatasi permasalahan kependudukan di Kabupaten Ende dengan sebuah sistem maka yang harus disadari bahwa Ende ini adalah Kota Pancasila, maka membangun sistem kependudukan di Kabupaten Ende ini tambahnya lagi, harus yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai karakter masyarakat Kabupaten Ende, yaitu bagaimana membangun sistem kependudukan yang ber-Ketuhanan, yang ber-Perikemanusiaan, yang Bersatu, yang Bermusyawarah dan yang ber-Keadilan.
“Bicara tentang kependudukan, kita bicara sistem dan basisnya adalah penduduk itu sendiri, dan untuk Kabupaten Ende yang harus kita sadari benar bahwa Ende ini adalah Kota Paancasila, maka ketika kita membangun sistem kependudukan di Ende ini, maka kita harus membangun sistem kependudukan yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, yaitu bagaimana kita membangun kependudukan yang ber-Ketuhanan, yang ber-Perikemanusiaan, yang Bersatu, yang Bermusyawarah dan yang ber-Keadilan”, tegas Marsel.
Ia menuturkan, dimasa kepemimpinanannya sebagai Bupati, dalam melaksanakan berbagai program pembangunan di wilayah ini, ia membangun bermitra dengan kekuatan Tiga Batu Tungku (Lika Mboko Telu) yaitu Pemerintah, Tokoh agama dan Tokoh adat. Tiga kekuatan ini menurutnya lagi, akan bekerja sesuai wilayah tugas masing-masing dan sama-sama menuju satu titik yang sama yaitu mewujudkan masyarakat Kabupaten Ende, yang sejahtera, mandiri dan berkeadilan.
Ia menambahkan, melihat komposisi kepengurusan kedua lembaga ini, maka dirasakan perlu membentuk forum para mosalaki yang mempunyai kepedulian terhadap masalah kependudukan ini. Karena paternalis secara parokial katanya lagi, juga ada pada figur-figur mosalaki. Bahkan apa yang dikatakan mosalaki adalah fatwa. Apabila tiga kekuatan ini dipadukan tambahnya lagi, maka implementasi dari kekuatan tiga batu tungku benar-benar menjadi kenyataan.(Humas Ende/Helen Mei (eln))