Saat ini tingkat konsumsi penduduk global telah melebihi tingkat pasokan sumber daya alam yang tersedia di bumi, disertai kualitas lingkungan hidup yang cenderung menurun di banyak Negara termasuk Indonesia. Indikiasi tingkat konsumsi penduduk global ini berdasarkan kajian Badan Linkungan Hidup Dunia/United Nations Environment programme (UNEP).
Menurut Siti Nurbaya, menyikapi kondisi tersebut maka aksi global mendesak perlu segera dilakukan seperti perubahan pola konsumsi dan produksi menuju hemat sumber daya, berkualitas lebih baik dan melindungi lingkungan hidup.
Upaya ini kata Nurbaya, merupakan pondasi bagi pembangunan ekonomi hijau yang lebih berkualitas dengan melibatkan semua lapisan masyarakat menuju pembangunan berkelanjutan.
Ia menuturkan, pengembangan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Kebijakan tersebut katanya lagi, memungkinkan sinergi antar program pemerintah secara lebih terpadu seperti konservasi, pemanfaatan sumber daya hutan dan jasa ekosistem, pengendalian pencemaran, produksi bersih, ekolabel (produk ramah lingkungan). Program lainnya berupa adiwiyta (skolah pengawasan lingkungan), pemberdayaan masyarakat, pengelolaan sampah dan 3R (Reduce-Reuse-Recycle).
Ia berharap instansi pemerintah daerah untuk mengembangkan kebijakan serta pelaksanaan yang ramah lingkungan, baik dalam bentuk barang ataupun jasa di masing-masing instansi sehingga memberikan keteladanan bagi masyarakat. ”jadi saya sangat harapkan Instansi pemerintah daerah untuk kembangkan kebijakan yang ramah lingkungan sehingga bisa jadi teladan bagi masyarakat”, ujarnya.
Kegiatan hari Lingkungan Hidup Sedunia Tingkat Kabupaten Ende, ditandai dengan berbagai perlombaan berthemakan lingkungan hidup, juga aksi bersih pasar dan pantai yang melibatkan pelajar, PNS, Anggota TNI/Polri, pegawai BUMN/BUMD. (Florida Afhny-Humas Pemkab Ende).