“Tatkala kita menelusuri lorong-lorong pertokoan, tak jarang kita mendengar guyonan anak-anak di jalan yang melihat sendal putus dan sepeda rusak mereka mengatakan ambil dan simpan di museum.
Bagi mereka barang rongsokan selalu diidentikan dengan sebuah museum” ujar Rosalia Idam Kepala Seksi Pengkajian dan Penyelamatan Koleksi (PPK) Museum Daerah NTT saat menyampaikan laporan panitia pada kegiatan Pameran Museum Keliling di gedung Baranuri, Jln. Hata (Kamis.18/6/15).
Menurut Rosalia Idam, anggapan sebagaian masyarakat yang keliru tentang museum ini harus sesegera mungkin diluruskan. Mayarakat harus diberi pemahaman bahwa museum bukan identik dengan tempat penyimpanan benda-benda rongsokan, tetapi keberadaan museum lebih kepada wahana pendidikan bagi masyarakat. Dimana benda-benda yang ada di museum ini kata Idam, sebenarnya memberikan gambaran tentang peradaban manusia.
Idam megatakan tujuan pelaksanaan pameran museum keliling ini adalah selain untuk memperkenalkan museum dan koleksinya kepada masyarakat, pelajar dan mahasiswa serta menyebarluaskan informasi mengenai warisan sejarah alam dan budaya bangsa warisan nenek moyang juga pameran ini bertujuan mewujudkan peran museum sebagai pelestari warisan budaya, tempat pembelajaran dan rekreasi serta menanamkan rasa memiliki, cinta dan bangga terhadap kebudayaan daerah NTT.
Ia menuturkan, mengingat NTT sebagai daerah kepulauan maka, museum daerah NTT merasa perlu untuk melakukan kegiatan pameran museum keliling ke seluruh wilayah NTT untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang koleksi benda-benda bersejarah yang ada di museum daerah NTT.
Ia menambahkan, UPT Museum Daerah NTT sejak berdiri tahun 1991 telah menjalankan fungsinya sebagai pusat ihformasi budaya dan rekreasi serta telah melayani pengunjung dari berbagai kalangan.
Ia juga mengakui, dalam mengelola museum daerah NTT banyak ditemukan permasalahan seperti kurangnya minat masyarakat mengunjungi museum. Hal ini sebagai akibat dari kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya museum bagi kehidupannya. ”Memang harus kita akui bahwa hampir di setiap museum keluhkan yang sama yaitu kurangnya masyarakat yang mengunjungi museum. Ini sebenarnya lebih kepada masyarakat kurang paham pentingnya museum bagi kehidupannya”tandasnya.
Kegiatan Pameran museum keliling ini dilaksanakan selama 4 hari sejak tgl 10 s/d 13 Juni 2015 bertempat di Gedung Baranuri jln. Hatta. (Humas/Ende/Inggrita Dewi)