“Saya melihat dan menilai ada tiga urgensi dalam pembangunan khususnya dalam kegiatan peletakan batu pertama kantor Klasis Flores ini, Yang pertama urgensi histori, penyadaran dan pemimpin agama”ujar Uskup Agung Ende, Mgr. Vinsensius Potokota pada saat menyampaikan sambutan pada kegiatan Peletakan Pembangunan Pertama Pembangunan Kantor Klasis Flores di jln Gatot Soebroto, Jumat (29/1).
Menurut Uskup Sensi, menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), institusi keagamaan perlu bermitra dengan pemerintah dan pelbagai elemen demi peningkatan mutu bangsa. MEA ini menuntut masyarakat (umat) untuk harus siap sehingga tidak tetinggal.
urgensi pemimpin agama menurutnya, bahwa kehadiran pemimpin agama hendaknya lebih diarahkan kepada aspek pelayanan. “Para uskup, pendeta, imam, ulama merasa terpanggil berusaha menyiapkan bangsa ini menyambut tantangan global yang tidak bisa kita hindari. Kami memacu mutu bangsa ini sehingga bisa bersaing di dunia global”ujarnya.
Ia sepakat dengan apa yang disampaikan pendeta Jeni bahwa yang terpenting dengan dibangunnya kantor Klasis ini menjadi kantor pelayanan yang benar-benar melayani. Bukan soal volume fasilitas yang dibangun melainkan kantor ini hadiri benar-benar untuk sebuah pelayanan.
“tantangan bagi kita pemimpin agama untuk bagaimana menghargai seluruh pengorbanan umat yang telah apa adanya yang mereka miliki bagi pembangunan fasilitas-fasilitas keagamaan, sehingga kita tidak menyia-nyiakan pengorbanan mereka dengan memberikan pelayanan secara maksimal’ tandas Uskup Sensi.
fasilitas Memberi raung tersebut secara khusus, menjadi kantor para pelayan bisa melayani, bukan soal volume fasilitas kita bangun, kantor hadir untuk sebuah pelayanan , tantangan bagi peimpin umat dengan apa adanya sungguh tidak menyiakan-menyiakan terutama meberikan pelayanan secara maksimal. (Humas/Ende/Inggrita Dewi)