Kakao Lestari sebagai salah satu project (program) dari Swiss Contact dikembangkan di Indonesia tahun 2016 s/d 2018 menargetkan 7 rb petani di Kabupaten Ende, Sikka, Flores Timur, dan Sumba Barat Daya penerima manfaat program ini. Sedangkan target untuk Indonesia secara keseluruhan sebanyak 58 rb petani yang tersebar di wilayah Propinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan NTT.
Perwakilan Swiss Contact, Haerul Nangngareng mengatakan ini saat dikonfirmasi di sela-sela kegiatan pelatihan cocoa trace & aplikasi tablet bagi petani kader, koperasi tani, LSM & staf Veco Indonesia di aula wisma Firdaus Nanganesa (Rabu, 6/1).
Menurut Haerul , Tujuan dari program Kakao Lestari ini untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan menurunkan emisi gas rumah kaca pada sektor kakao melalui peningkatan produktivitas dan kualitas kakao, meningkatkan ramah lingkungan, perbaikan penerapan nutrisi keluarga petani, penerapan praktek pewarnaan serta dukungan terhadap pengembangan forum-forum kakao.
Guna mendukung program ini kata Haerul, maka Sejak tahun 2012, pihak Swiss Contact telah berkonsosium dengan VECO dan mendapatkan dukungan dari MCA untuk mengimlempetasikan program kakao lestari.
Pada kesempatan itu juga ia gunakan untuk memperkenalkan keberadaan dan eksistensi serta program/kegiatan dari Swiss Contact di Indonesia. Menurutnya Swiss Contact ini didirikan oleh para akademisi dengan kaum teknisi. Kegiatan-kegiatannya lebih kepada bagaimana membangun aplikasi dasar-dasar ilmu pengetahuan.
Dalam melaksanakan program-programnya, Swiss Contact selalu mengedepankan prinsip dasar seperti bagaimana menghormati orang lain, menghormati budaya dan selalu beranggapan setiap kelompok atau individu mempunyai kemampuan bawaan sendiri untuk keluar dari permasalahnnya dan keluar dari kemiskinan.
Tambahnya, project pertama Swiss Contact di NTT yaitu melalui program Economi Development. Program pertama di NTT ini difokuskan bagi pengembangan kakao di wilayah ini.
Melalu pelatihan ini ia berharap dengan aplikasi yang diperoleh maka para petani selain dapat melakukan pendataan mengenai semua hal yang berkaitan dengan pengembangan kualitas dan mutu Kakao juga untuk pendataan petani kakao dengan target mencapai 7 rb petani kakako di NTT.
“melalui pelatihan ini saya berharap, para petani dapat menggunakan aplikasi yang ada, dimana selain untuk pendataan hal-hal yang berkaitan dengan peningkatkatn mutu dan produksi kakao, juga untuk mendata petani kakao dengan target yang sudah ditetapkan yaitu 7 rb petani Kakao”ujarnya.(Humas Ende, Helen Mei (eln))