Potensi Kakao di Ende, Flores dan Sumba serta NTT pada umumnya sangat tinggi. Untuk Kabupaten Ende sendiri komoditas Kakao merupakan satu dari tujuh komoditas unggulan daerah. Penetapam Kakao sebagai komoditas unggulan daerah ini tertuang dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Indikator meningkatnya produksi tanaman Kakao yang diintervensi melalui program peningkatan produksi perkebunan dan peningkatan penerapan teknologi perkebunan menurut Wabup Djafar, merupakan ukuran kinerja utama dalam lima tahunan tersebut. Sesuai data tahun 2013, produksi Kakao di Kabupaten Ende mencapai 3 jt 455 rb ton dengan per ha 869 kg.
Meskipun intervensi untuk meningkatkan produktivitas komoditas Kakao telah disediakan melalui pembiayaan APBD Kabupaten Ende maupun pemerintah pusat melalui Gernas Kakao tahap ke-II pengembangan komoditas Kakao masih dihadapkan dengan beragam masalah, seperti permasalahan teknis lapangan antara lain belum maksimalnya perhatian petani sejak pemilihan bibit tanaman sampai pada budidaya tanaman maupun pendampingan yang belum memadai sehingga produktivitasnya belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Permasalahan lainnya tutur Wabup, adalah mutu Kakao yang masih rendah, belum banyak petani yang menggunakan teknologi fermentasi, petani belum terorganisir dengan baik serta petani kakkao belum jadikan kakao sebagai potensi bisnis. Padahal potensi pasar Kakao dewasa ini tuturnya lagi cukup menjanjikan, baik pasar dalam negeri maupun pasar internasional.
Ia juga memberi apresiasi kepada VECO Indonesia yang bekerjasama dengan konsorsium (Swiss Contact) dan MCA-Indonesia yang menyelenggarakan pelatihan Cocoa Trace di Ende. Karena kegiatan ini sangat mendukung program pemerintah Kabupaten Ende dan NTT pada umumnya.
“saya harus beri apresiasi khusus kepada pihak VECO Indonesia yang telah bekerjasama dengan Swiss Contact dan MCA-Indonesia laksanakan pelatihan ini di Ende. Saya berpandangan bahwa kegiatan ini sangat mendukung program pemerintah Kabupaten Ende dan NTT pada umumnya, dan kita harus punya komitmen bersama untuk meningkatkan produktifitas Kakao di NTT”ujarnya.
Tambahnya, di era pasar bebas ini, para petani Kakao dituntut untuk harus menjadi pelaku utama sehingga tidak kalah bersaing dengan petani Kakao dari daerah atau Negara lain. Untuk para petani kakao harapnya lagi untuk selalu meningkatkan kualitas dan ketrampilannya sebagai seorang petani Kakao hingga menjadi petani Kakao yang benar-benar profesioanal.(Humas Ende/ Helen Mei (eln).