Headline

.

  • MOHON MAAF BLOG HUMAS ENDE SUDAH GANTI ALAMAT BLOG..SILAKAN KUNJUNGI BLOG HUMAS PROTOKOL YANG BARU DENGAN ALAMAT : (KLIK GAMBAR) https://humasprotokolende.blogspot.com

Jumat, 10 Juli 2015

TANGANI ANAK HARUS LINTAS SECTOR

Menyadari persoalan tentang anak sangat kompleks dan bersifat dimensional maka penanganannya harus lintas sektor. Semua komponen yang terkait dengan penanganan anak ini harus bekerja sama dan terus melakukan koordinasi. Bupati Ende, Marselinus Y.W. Petu mengatakan ini dalam bagian lain sambutannya pada kegiatan Pendampingan Program PPA-PKH di Hotel Sinar Harapan jalan Mahoni (kamis 2/7/15).

Menurut Bupati Marsel, kerjasama semua komponen terkait dalam penanganan anak ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan yang berimbas pada meningkatnya mutu pendidikan maupun output lulusan yang bermutu, juga membangun sarana prasarana secara berimbang dalam mewujudkan aksesibilitas program pendidikan sesuai potensi dan kebutuhan daerah, agar tujuan peningkatkan sumber daya manusia dapat tercapai.

Bupati menjelaskan, sebagaimana diketahui bahwa pemerintah senantiasa berupaya menurunkan angka kemiskinan melalui berbagai progam namun tidak bisa tuntas dalam waktu singkat karena masih banyak penduduk kurang beruntung yang mengakibatkan anak-anak mereka harus ikut mencari nafkah karena bekerja sehingga tidak mempunyai kesempatan untuk sekolah.

Program PPA-PKH ini demikian Marsel, diharapkan dapat mengembalikan anak-anak khususnya yang ada di kabupaten Ende yang bekerja dan putus sekolah untuk kembali ke dunia pendidikan, sehingga mereka dapat menjadi anak yang cerdas, dan sebagai generasi penerus bangsa yang kuat. ”Program ini memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu untuk mengembalikan anak-anak putus sekolah untuk kembali ke dunia pendididkan, dan semua kita yang punya kepedulian pada anak harus sukseskan program ini”, ujarnya.   

Ia menambahkan, program PPA-PKH ini setidaknya dapat membawa perubahan bagi anak itu sendiri maupun keluarga, sehingga kehadiran anak dalam keluarga tidak memperpanjang status kemiskinan tetapi mendorong keinginan yang kuat untuk berkomitmen dalam pendidikan dan peningkatan kualitas hidup dengan harapan dalam jangka panjang mereka  menjadi sumber daya yang berstandar wajib belajar sembilan tahun dan keluarganya menjadi rumah tangga yang bisa keluar dari garis kemiskinan. (Humas Ende/Helen Mei (eln)).