Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas anak-anak sebagai generasi penerus cita-cita bangsa. Untuk itu setiap komponen masyarakat terkait, wajib melindungi dan mempersiapkan mereka dengan sebaik-baiknya. Bupati Ende, Marselinus Y. W. Petu mengatakan ini dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekretaris Daerah Agustinus G. Ngasu pada pembukaan kegiatan Pendampingan Program PPA-PHK Tahun 2015 Kabupaten Ende, di Aula Hotel Sinar Harapan Jalan Mahoni (Kamis, 2/7/15).
Menurut Bupati Marsel Petu, dalam upaya membantu anak-anak bangsa khususnya yang ada di Kabupaten Ende yaitu dengan pemenuhan hak-hak mereka serta menghindarkan mereka dari kesempatan tidak beruntung sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental, sosial maupun intelektualnya.
Permasalahan yang dihadapi saat ini demikian Bupati Marsel, adalah rendahnya tingkat partisipasi wajib belajar sembilan tahun terutama pada keluarga miskin yang putus sekolah, berdiam di rumah, di jalanan maupun yang bekerja membantu orang tua untuk mendapatkan uang bahkan bekerja pada bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak, yang dapat menghambat tumbuh kembang fisik, mental, sosial dan intelektualnya.
Anak-anak kata Bupati, mengalami berbagai hambatan untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dikarenakan kesulitan keberlangsungan hidup, akses pendidikan dan kebutuhan anak lainnya . Anak-anak ini katanya lagi, dihadapkan pada pilihan sulit untuk bekerja meski pekerjaan tersebut belum menjanjikan perbaikan hidup. Kondisi memprihatinkan ini kata Bupati, yang menyebabkan kualitas generasi penerus keluarga miskin senantiasa rendah yang pada akhirnya tetap terperangkap dalam lingkaran kemiskinan.
Ia menuturkan, hasil survei BPS tahun 2011 lalu pada program PKH menunjukan bahwa jumlah anak usia sekolah dari rumah tangga sangat miskin di kabupaten Ende sebanyak 270 orang. Tahun 2012 menjadi 210 dan hasil survey 2013 s/d 2015 terdata 150 anak. Kenyataan ini menggambarkan bahwa banyak anak usia sekolah yang tidak berada pada sistem persekolahan dan sebagian besar mereka menjadi pekerja anak. Dan bekerja membantu orang tua.
Ia menambahkan, guna mengatasi masalah tersebut pemerintah berupaya memberikan perindungan terhadap anak putus sekolah yang tidak berada pada dunia pendidikan dengan meluncurkan progam Pengurangan Pekerja Anak dalam rangka mendukung Program Keluarga Harapan (PPA-PKH) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa melalui pemberian fasilitas pendidikan. (Humas Ende/Helen Mei (eln)