Headline

.

  • MOHON MAAF BLOG HUMAS ENDE SUDAH GANTI ALAMAT BLOG..SILAKAN KUNJUNGI BLOG HUMAS PROTOKOL YANG BARU DENGAN ALAMAT : (KLIK GAMBAR) https://humasprotokolende.blogspot.com

Selasa, 06 Juni 2017

PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA DI ENDE BERLANGSUNG MERIAH

Pelaksanaan Hari lahirnya (HARLAH) Pancasila pada 1 Juni 2017 berlangsung meriah, kemeriahan itu ditandai dengan parade kapal hias di Pelabuhan Bung Karno. Selain itu kemeriahan juga terlihat dengan hadirnya Kapal Perang KRI Multatuli 561 dari Pulau Ende yang membawa lambang garuda Pancasila dan bendera merah putih dalam program Parade Kebangsaan, menambah semaraknya hari lahirnya Pancasila di Ende. Saat tiba di Pelabuhan Bung Karno lambang garuda Pancasila diserahkan ke Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia, Eko Putro Sandjojo dan Bupati dan Wakil Bupati Ende, Ir Marsel Petu dan Drs Djafar Achmad yang telah menunggu di bibir dermaga.

Usai mengikuti serimoni di pelabuhan rombongan Menteri PDT bergerak menuju ke Lapangan Pancasila, Kota Ende guna mengikuti upacara bendera peringatan Hari lahirnya Pancasila dengan diiringi drum band dan paduan suara dari SMAN 1 Ende. Upacara bendera Hari lahirnya Pancasila yang dipimpin oleh Menteri PDT dihadiri oleh Gubernur NTT, Drs Frans Lebu Raya dan jajaran Muspida Provinsi NTT serta para Bupati dan Walikota seluruh Provinsi NTT juga Ketua DPRD Provinsi NTT, Anwar Pua Geno dan Bupati Ende, Ir Marsel Petu dan Wakil Bupati Ende, Drs Djafar Achmad juga unsur Muspida Kabupaten Ende dan anggota TNI dan Polri juga pelajar dan mahasiswa serta ASN Lingkup Pemkab Ende.
 
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia, Eko Putro Sandjojo ketika membacakan sambutan Presiden RI, Joko Widodo, dalam rangka Peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila ketika menjadi inspektur upacara mengatakan upacara dapat meneguhkan komitmen agar lebih mendalami, menghayati  dan mengamalkan nilai-nilai  luhur  Pancasila sebagai  dasar  bermasyarakat,  berbangsa  dan  bernegara.

Dikatakan Pancasila merupakan  hasil dari  satu  kesatuan  proses yang  dimulai  dengan  rumusan  Pancasila tanggal 1 Juni  1945 yang  dipidatokan  lr.  Sukarno,  Piagam  Jakarta tanggal  22  Juni 1945,  dan  rumusan  final  Pancasila  tanggal  18 Agustus 1945. Adalah jiwa  besar para founding  fathers, para  ulama  dan pejuang  kemerdekaan  dari  seluruh  pelosok  Nusantara sehingga  bisa  membangun kesepakatan  bangsa yang mempersatukan.

Presiden Jokowi mengingatkan bahwa kodrat  bangsa  lndonesia  adalah keberagaman. Dari Sabang sampai  Merauke adalah  keberagaman.  Dari Miangas  sampai  Rote adalah juga  keberagaman,  berbagai etnis,  bahasa,  adat  istiadat,  agama,  kepercayaan  dan golongan  bersatu padu  membentuk  lndonesia.  ltulah  kebhinneka  tunggal  ika-an  kita.
 
Namun,  kehidupan  berbangsa  dan bernegara  sedang  mengalami  tantangan.  Kebinekaan  negara  sedang  diuji. Saat ini  ada  pandangan  dan tindakan yang  mengancam kebinekaan  dan  keikaan  kita.  Sikap  tidak  toleran yang  mengusung  ideologi  selain Pancasila.  Masalah ini semakin mencemaskan tatkala  diperparah  oleh penyalahgunaan  media  sosial  yang banyak  menggaungkan hoax alias  kabar  bohong.

”Kita  perlu  belajar  dari pengalaman buruk  negara  lain yang  dihantui  oleh  radikalisme,  konflik  sosial,  terorisme  dan perang  saudara.  Dengan  Pancasila dan  UUD  1945 dalam bingkai  NKRI dan  Bhinneka  Tunggal  lka,  kita bisa  terhindar dari  masalah  tersebut.  Kita  bisa  hidup  rukun  dan  bergotong royong untuk memajukan negeri. Dengan Pancasila, lndonesia  adalah  harapan dan rujukan masyarakat internasional  untuk  membangun  dunia  yang  damai,  adil dan makmur  di  tengah  kemajemukan,”ujarnya.

Presiden Jokowi mengajak  peran aktif  para ulama, ustadz,  pendeta,  pastor,  bhiksu,  pedanda,  tokoh  masyarakat, pendidik,  pelaku  seni  dan budaya,  pelaku media,  jajaran birokrasi,  TNI  dan  Polri  serta seluruh  komponen  masyarakat untuk  menjaga Pancasila.  Pemahaman  dan  pengamalan Pancasila  dalam  bermasyarakat,  berbangsa  dan  bernegara harus terus  ditingkatkan.  Ceramah keagamaan, materi pendidikan,  fokus pemberitaan  dan perdebatan  di media sosial  harus menjadi  bagian  dalam  pendalaman  dan pengamalan nilai-nilai  Pancasila.
 
Sementara itu, Kadis Pariwisata Kabupaten Ende, Derson Duka tujuan diselenggarakannya Harlah Pancasila adalah untuk membangkitkan kembali semangat nasionalisme dalam mempertahankan nilai – nilai kebangsaan dengan menyelenggarakan event pariwisata pada moment sejarah kebangsaan yaitu memperingati hari lahirnya Pacasila melalui rangkaian kegiatan festival parade pesona kebangsaan.

Selain itu, katanya untuk mengenang Ende sebagai kota sejarah yang memiliki jejak sejarah Bung Karno dan memperkuat citra Kota Ende sebagai kota lahirnya Pancasila, mempromosikan destinasi wisata Kabupaten Ende, Seni dan Budaya Kabupaten Ende kepada wisatawan dalam dan luar negeri guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Ende, mempromosikan produk unggulan daerah kepada bayer dan investor dalam dan luar negeri sehingga dapat mendorong minat investor merealisasikan investasi di Kabupaten Ende, mewariskan dan mempertahankan nilai sosial budaya, adat – istiadat yang telah hidup dan berkembang di wilayah Nusantara tanah air Indonesia, serta mendukung promosi wisata nasional dengan menjadikan festival parade pesona kebangsaan sebagai kegiatan unggulan tahunan yang berskala nasional dan Internasional.
 
Usai Upacara Peringatan Harlah Pancasila di Lapangan Pancasila 1 Juni 2017 para tokoh agama dan masyarakat NTT mengirkarkan komitmen dan sikap. Ikrar tersebut dibacakan didepan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia, Eko Putro Sandjojo. Tampak di belakang terlihat Guburnur NTT, Drs Frans Lebu Raya yang berdiri bersama dengan para unsur Muspida Provinsi NTT serta para Bupati dan Walikota seNTT.

Dalam ikrkar itu menyatakan mencermati perkembangan situasi dan kondisi nasional akhir-akhir ini yang berpotensi mengancam keutuhan NKRI dan dapat mengganggu sendi-sendi kerukunan persatuan dan kesatuan bangsa maka pada 1 Juni 2017 dalam momentum peringatan hari Lahir Pancasila di Ende, pemerintah dan masyarakat NTT menyatakan komitmen dan sikap bersama yakni setia kepada Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI, mendukung pemerintah pusat membubarkan dan melarang organisasi-organisasi kemasyarakatan yang beridelogi lain dan akan mengganti ideologi Pancasila seperti HTI, FPI dan ormas radikal lainnya. 

Mendukung aparat TNI dan Polri untuk bertindak tegas terhadap paham, gerakan dan ormas radikal yang masuk ke NTT sebagai wujud kehidupan negara dalam menjaga dan menjamin keamanan serta ketentaraman masyarakat, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk
menjadikan radikalisme dan terorisme sebagai musuh bersama dengan terus menerus membangun dialog yang jujur dan konstruktif antar seluruh elemen masyarakat dan pemerintah, serta mendorong pemerintah pusat agar mengaktifkan lembaga pemantapan ideologi Pancasila dan memasukan ideologi Pancasila dalam kurikulum pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga Perguruan Tinggi.

Pada akhir Peringatan Harlah Pancasila di Lapangan Pancasila, rombongan Menteri PDT dan tamu undangan berkesempatan menyaksikan parade kebangsaan yang dibawakan oleh para pelajar di Kota Ende yang mengenakan pakain adat dari berbagai daerah di NTT. Menteri PDT yang berdiri diatas panggung kehormatan tampak tersenyum melambaikan tangan kepada para peserta parade yang berjalan di depan panggung. Selain itu tampak masyarakat antusias menyaksikan parade dengan berdiri di sepanjang rute yang dilewati oleh para peserta parade.(ria - humas Ende)