Pelaksanaan Hari lahirnya (HARLAH) Pancasila pada 1 Juni 2017 berlangsung meriah, kemeriahan itu ditandai dengan parade kapal hias di Pelabuhan Bung Karno. Selain itu kemeriahan juga terlihat dengan hadirnya Kapal Perang KRI Multatuli 561 dari Pulau Ende yang membawa lambang garuda Pancasila dan bendera merah putih dalam program Parade Kebangsaan, menambah semaraknya hari lahirnya Pancasila di Ende. Saat tiba di Pelabuhan Bung Karno lambang garuda Pancasila diserahkan ke Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia, Eko Putro Sandjojo dan Bupati dan Wakil Bupati Ende, Ir Marsel Petu dan Drs Djafar Achmad yang telah menunggu di bibir dermaga.
Usai mengikuti serimoni di pelabuhan rombongan Menteri PDT bergerak menuju ke Lapangan Pancasila, Kota Ende guna mengikuti upacara bendera peringatan Hari lahirnya Pancasila dengan diiringi drum band dan paduan suara dari SMAN 1 Ende. Upacara bendera Hari lahirnya Pancasila yang dipimpin oleh Menteri PDT dihadiri oleh Gubernur NTT, Drs Frans Lebu Raya dan jajaran Muspida Provinsi NTT serta para Bupati dan Walikota seluruh Provinsi NTT juga Ketua DPRD Provinsi NTT, Anwar Pua Geno dan Bupati Ende, Ir Marsel Petu dan Wakil Bupati Ende, Drs Djafar Achmad juga unsur Muspida Kabupaten Ende dan anggota TNI dan Polri juga pelajar dan mahasiswa serta ASN Lingkup Pemkab Ende.
Usai mengikuti serimoni di pelabuhan rombongan Menteri PDT bergerak menuju ke Lapangan Pancasila, Kota Ende guna mengikuti upacara bendera peringatan Hari lahirnya Pancasila dengan diiringi drum band dan paduan suara dari SMAN 1 Ende. Upacara bendera Hari lahirnya Pancasila yang dipimpin oleh Menteri PDT dihadiri oleh Gubernur NTT, Drs Frans Lebu Raya dan jajaran Muspida Provinsi NTT serta para Bupati dan Walikota seluruh Provinsi NTT juga Ketua DPRD Provinsi NTT, Anwar Pua Geno dan Bupati Ende, Ir Marsel Petu dan Wakil Bupati Ende, Drs Djafar Achmad juga unsur Muspida Kabupaten Ende dan anggota TNI dan Polri juga pelajar dan mahasiswa serta ASN Lingkup Pemkab Ende.
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia, Eko Putro Sandjojo ketika membacakan sambutan Presiden RI, Joko Widodo, dalam rangka Peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila ketika menjadi inspektur upacara mengatakan upacara dapat meneguhkan komitmen agar lebih mendalami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dikatakan Pancasila merupakan hasil dari satu kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan lr. Sukarno, Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, dan rumusan final Pancasila tanggal 18 Agustus 1945. Adalah jiwa besar para founding fathers, para ulama dan pejuang kemerdekaan dari seluruh pelosok Nusantara sehingga bisa membangun kesepakatan bangsa yang mempersatukan.
Presiden Jokowi mengingatkan bahwa kodrat bangsa lndonesia adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah juga keberagaman, berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk lndonesia. ltulah kebhinneka tunggal ika-an kita.
Dikatakan Pancasila merupakan hasil dari satu kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan lr. Sukarno, Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, dan rumusan final Pancasila tanggal 18 Agustus 1945. Adalah jiwa besar para founding fathers, para ulama dan pejuang kemerdekaan dari seluruh pelosok Nusantara sehingga bisa membangun kesepakatan bangsa yang mempersatukan.
Presiden Jokowi mengingatkan bahwa kodrat bangsa lndonesia adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah juga keberagaman, berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk lndonesia. ltulah kebhinneka tunggal ika-an kita.
Namun, kehidupan berbangsa dan bernegara sedang mengalami tantangan. Kebinekaan negara sedang diuji. Saat ini ada pandangan dan tindakan yang mengancam kebinekaan dan keikaan kita. Sikap tidak toleran yang mengusung ideologi selain Pancasila. Masalah ini semakin mencemaskan tatkala diperparah oleh penyalahgunaan media sosial yang banyak menggaungkan hoax alias kabar bohong.
”Kita perlu belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme dan perang saudara. Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal lka, kita bisa terhindar dari masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri. Dengan Pancasila, lndonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional untuk membangun dunia yang damai, adil dan makmur di tengah kemajemukan,”ujarnya.
Presiden Jokowi mengajak peran aktif para ulama, ustadz, pendeta, pastor, bhiksu, pedanda, tokoh masyarakat, pendidik, pelaku seni dan budaya, pelaku media, jajaran birokrasi, TNI dan Polri serta seluruh komponen masyarakat untuk menjaga Pancasila. Pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus terus ditingkatkan. Ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.
”Kita perlu belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme dan perang saudara. Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal lka, kita bisa terhindar dari masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri. Dengan Pancasila, lndonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional untuk membangun dunia yang damai, adil dan makmur di tengah kemajemukan,”ujarnya.
Presiden Jokowi mengajak peran aktif para ulama, ustadz, pendeta, pastor, bhiksu, pedanda, tokoh masyarakat, pendidik, pelaku seni dan budaya, pelaku media, jajaran birokrasi, TNI dan Polri serta seluruh komponen masyarakat untuk menjaga Pancasila. Pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus terus ditingkatkan. Ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.
Sementara itu, Kadis Pariwisata Kabupaten Ende, Derson Duka tujuan diselenggarakannya Harlah Pancasila adalah untuk membangkitkan kembali semangat nasionalisme dalam mempertahankan nilai – nilai kebangsaan dengan menyelenggarakan event pariwisata pada moment sejarah kebangsaan yaitu memperingati hari lahirnya Pacasila melalui rangkaian kegiatan festival parade pesona kebangsaan.
Selain itu, katanya untuk mengenang Ende sebagai kota sejarah yang memiliki jejak sejarah Bung Karno dan memperkuat citra Kota Ende sebagai kota lahirnya Pancasila, mempromosikan destinasi wisata Kabupaten Ende, Seni dan Budaya Kabupaten Ende kepada wisatawan dalam dan luar negeri guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Ende, mempromosikan produk unggulan daerah kepada bayer dan investor dalam dan luar negeri sehingga dapat mendorong minat investor merealisasikan investasi di Kabupaten Ende, mewariskan dan mempertahankan nilai sosial budaya, adat – istiadat yang telah hidup dan berkembang di wilayah Nusantara tanah air Indonesia, serta mendukung promosi wisata nasional dengan menjadikan festival parade pesona kebangsaan sebagai kegiatan unggulan tahunan yang berskala nasional dan Internasional.
Selain itu, katanya untuk mengenang Ende sebagai kota sejarah yang memiliki jejak sejarah Bung Karno dan memperkuat citra Kota Ende sebagai kota lahirnya Pancasila, mempromosikan destinasi wisata Kabupaten Ende, Seni dan Budaya Kabupaten Ende kepada wisatawan dalam dan luar negeri guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Ende, mempromosikan produk unggulan daerah kepada bayer dan investor dalam dan luar negeri sehingga dapat mendorong minat investor merealisasikan investasi di Kabupaten Ende, mewariskan dan mempertahankan nilai sosial budaya, adat – istiadat yang telah hidup dan berkembang di wilayah Nusantara tanah air Indonesia, serta mendukung promosi wisata nasional dengan menjadikan festival parade pesona kebangsaan sebagai kegiatan unggulan tahunan yang berskala nasional dan Internasional.
Usai Upacara Peringatan Harlah Pancasila di Lapangan Pancasila 1 Juni 2017 para tokoh agama dan masyarakat NTT mengirkarkan komitmen dan sikap. Ikrar tersebut dibacakan didepan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia, Eko Putro Sandjojo. Tampak di belakang terlihat Guburnur NTT, Drs Frans Lebu Raya yang berdiri bersama dengan para unsur Muspida Provinsi NTT serta para Bupati dan Walikota seNTT.
Dalam ikrkar itu menyatakan mencermati perkembangan situasi dan kondisi nasional akhir-akhir ini yang berpotensi mengancam keutuhan NKRI dan dapat mengganggu sendi-sendi kerukunan persatuan dan kesatuan bangsa maka pada 1 Juni 2017 dalam momentum peringatan hari Lahir Pancasila di Ende, pemerintah dan masyarakat NTT menyatakan komitmen dan sikap bersama yakni setia kepada Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI, mendukung pemerintah pusat membubarkan dan melarang organisasi-organisasi kemasyarakatan yang beridelogi lain dan akan mengganti ideologi Pancasila seperti HTI, FPI dan ormas radikal lainnya.
Mendukung aparat TNI dan Polri untuk bertindak tegas terhadap paham, gerakan dan ormas radikal yang masuk ke NTT sebagai wujud kehidupan negara dalam menjaga dan menjamin keamanan serta ketentaraman masyarakat, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjadikan radikalisme dan terorisme sebagai musuh bersama dengan terus menerus membangun dialog yang jujur dan konstruktif antar seluruh elemen masyarakat dan pemerintah, serta mendorong pemerintah pusat agar mengaktifkan lembaga pemantapan ideologi Pancasila dan memasukan ideologi Pancasila dalam kurikulum pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga Perguruan Tinggi.
Pada akhir Peringatan Harlah Pancasila di Lapangan Pancasila, rombongan Menteri PDT dan tamu undangan berkesempatan menyaksikan parade kebangsaan yang dibawakan oleh para pelajar di Kota Ende yang mengenakan pakain adat dari berbagai daerah di NTT. Menteri PDT yang berdiri diatas panggung kehormatan tampak tersenyum melambaikan tangan kepada para peserta parade yang berjalan di depan panggung. Selain itu tampak masyarakat antusias menyaksikan parade dengan berdiri di sepanjang rute yang dilewati oleh para peserta parade.(ria - humas Ende)
Dalam ikrkar itu menyatakan mencermati perkembangan situasi dan kondisi nasional akhir-akhir ini yang berpotensi mengancam keutuhan NKRI dan dapat mengganggu sendi-sendi kerukunan persatuan dan kesatuan bangsa maka pada 1 Juni 2017 dalam momentum peringatan hari Lahir Pancasila di Ende, pemerintah dan masyarakat NTT menyatakan komitmen dan sikap bersama yakni setia kepada Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI, mendukung pemerintah pusat membubarkan dan melarang organisasi-organisasi kemasyarakatan yang beridelogi lain dan akan mengganti ideologi Pancasila seperti HTI, FPI dan ormas radikal lainnya.
Mendukung aparat TNI dan Polri untuk bertindak tegas terhadap paham, gerakan dan ormas radikal yang masuk ke NTT sebagai wujud kehidupan negara dalam menjaga dan menjamin keamanan serta ketentaraman masyarakat, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjadikan radikalisme dan terorisme sebagai musuh bersama dengan terus menerus membangun dialog yang jujur dan konstruktif antar seluruh elemen masyarakat dan pemerintah, serta mendorong pemerintah pusat agar mengaktifkan lembaga pemantapan ideologi Pancasila dan memasukan ideologi Pancasila dalam kurikulum pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga Perguruan Tinggi.
Pada akhir Peringatan Harlah Pancasila di Lapangan Pancasila, rombongan Menteri PDT dan tamu undangan berkesempatan menyaksikan parade kebangsaan yang dibawakan oleh para pelajar di Kota Ende yang mengenakan pakain adat dari berbagai daerah di NTT. Menteri PDT yang berdiri diatas panggung kehormatan tampak tersenyum melambaikan tangan kepada para peserta parade yang berjalan di depan panggung. Selain itu tampak masyarakat antusias menyaksikan parade dengan berdiri di sepanjang rute yang dilewati oleh para peserta parade.(ria - humas Ende)