Kabupaten Ende merupakan salah satu kabupaten di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang rawan terjadi bencana. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Kabupaten Ende dalam upaya penanggulangan bencana di wilayah ini seperti memperbaiki sistem perencanaan dengan memasukan unsur penanggulangan bencana kedalam RPJMD Daerah Tahun 2014-2019.
Bupati Ende, Marselinus Y. W. Petu mengatakan ini saat melaunching Pusat Studi Bencana Universitas flores dan melepas peserta Kuliah Kerja Nyata bersama Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Universitas Flores Ende ke desa Watukamba kecamatan Maurole di aula Kampus 4 (empat) Universitas Flores, Jln, Slamet Riyadi Senin ( 20/6).
Selain penyusunan berbagai dokumen perencanaan kebencanaan upaya lain yang dilakukan kata Bupati Marsel seperti peningkatan pengalokasian anggaran dibidang penanggulangan bencana yang terus meningkat dari tahun ke tahun serta peningkatan sumber daya aparatur dan masyarakat di bidang penanggulangan kebencanaan melalui sosialisasi, pelatihan baik dilakukan oleh pemerintah maupun kelompok masyarakat (Perguruan Tinggi, LSM/NGO).
Bupati menjelaskan, sejak diberlakukan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, upaya penanggulangan bencana mengalami perubahan paradigma, dimana telah terjadi pergeseran pelayanan yang selama ini difokuskan pada pelayanan penanganan darurat pada saat bencana menuju manajemen bencana dari tahap pra bencana, Tanggap Darurat serta Pasca Bencana.
Pergeseran Pelayanan dimaksud telah membuka ruang gerak pada semua komponen untuk terlibat secara proaktif dalam membangun koordinasi, komunikasi, dan komitmen dalam mengurangi dampak dari suatu bencana.“ Harus kita pahami bersama bahwa penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Kerjasama ini diharapkan dapat memperkecil dan meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh bencana”papar Bupati Marsel.
Khusus kepada mahasiswa Universitas Gadjah Mada dan Universitas Flores yang melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) secara bersama-sama di desa Watukamba Kecamatan Maurole, Ia berharap untuk dapat beradaptasi dengan masyarakat di wilayah tersebut serta mengaplikasikan semua teori yang diperoleh selama di bangku kuliah, terutama dengan menjadi pendamping dalam menyusun program kegiatan pembangunan di desa serta menjadikan langkah awal ketika terjuan ke dunia kerja nantinya.
Rektror Universitas Flores Ende, Stephanus Djawanai dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Veronika Miana Radja Dekan Fakultas Teknik Universitas Flores mengatakan, pembentukan Pusat Studi Bencana di Universitas Flores sebagai satu-satunya Pusat Studi Perguruan Tinggi di Nusa Tenggara Timur diharapkan sebagai salah satu preferensi dalam bidang kebencanaan dan terbuka bagi siapa saja yang mau belajar dan mengetahui tentang kebencanaan.
Terkait kerjasama dengan Universitas Gadjah Mada dalam hal kegiatan KKN ini kata Stef akan berlanjut terus demi kemajuan daerah dan universitas flores sendiri.(Humas Ende/Helen Mei (eln))