Saat ini bangsa Indonesia termasuk masyarakat di wilayah Kabupaten Ende sudah memasuki era pasar bebas. Masyarakat harus bisa membekali diri dengan berbagai ketrampilan dan skill yang memadai untuk siap berkompetisi. Hal ini juga berarti masyarakat tidak bisa lagi berdiam diri, tetapi sudah harus mulai bersiap diri menghadapi era pasar bebas ini.
Bupati Ende, Marselinus Y. W. Petu mengatakan ini di hadapan peserta pelatihan kerajinan dan asesoris dari bambu Tingkat Kabupaten Ende pada penutupan kegiatan tersebut di Aula Lokabinkra Jalan Gatot Soebroto, Rabu (23/12).
Era pasar bebas menurut Bupati Marsel, masyarakat tidak bisa membendung pengaruh yang masuk dari luar seperti budaya, manusia, karakter atau pengaruh lainnya masuk atau datang ke wilayah ini. Menghadapi ini masyarakat juga sudah siap dengan karakter, potensi dan kekahasan yang dimiliki sehingga tidak terlindas oleh pengaruh-pengaruh tersebut. Tetapi dengan skill dan kemampuan yang ada masyarakat sudah siap berkompetisi.
Pelatihan kerajinan dan asesoris dari bambu yang diprakarsai Dekranasda Ende ini kata Bupati, menajdi satu jawaban bagaimana masyarakat sudah disiapkan menghadapi era pasar bebas ini. Apabila selama ini masyarakat dalam hal ini pengrajin bamboo hanya bisa menghasilkan karyanya secara tradisional dengan hasil seadanya, tetapi melalui pelatihan ini masyarakat tentunya telah mendapat sentuhan pengetahuan baru sehingga kerajinan yang dihasilkan kualitasnya lebih bagus dan bisa memenuhi kebutuhan pasar tetapi tidak meninggalkan kekhasan dan sumber daya-sumber daya lokal yang ada sehingga memiliki karakteristik daerah.
“Harus kita akui pelatihan yang diprakarsai Dekranasda Ende ini, sebagai suatu jawaban bagaimana kita mempersiapkan para pengrajin kita untuk menghadapi pasar bebas ini. Jadi kalau Sealma ini para pengrajin kita menghasilkan produk kerajinan dengan hasil seadanya, tetapi saya sangat yakin dengan pelatihan ini, dan setelah memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru mereka akan mampu menghasilkan kerajinan untuk bisa menjawab dan memenuhi keinginan pasar”ujarnya.
Tambahnya, melihat hasil kerajinan dari bambu yang dihasilkan dalam pelatihan ini, maka sudah sewajarnya dibuat pameran untuk memamerkan hasil kerajinan tersebut. Karena pelatihan seperti ini sangat eksklusif dan kebanyakan tidak diketahui masyarakat luas. Untuk itu kegiatan pameran menjadi hal yang penting untuk memajang atau memamerkan hasil kerajinan yang dihasilkan para peserta pelatihan maupun pengrajin lainnya.
Menjawab permiintaan Bupati Marsel, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Ende, Mathilda G.I. Petu mengatakan, pihaknya akan menggunakan moment penutupan tahun tgl 31 Desember pada acara pesta kembang api di Lapangan Pancasila untuk memamerkan hasil kerajinan dari peserta pelatihan.
Ia meminta kepada peserta pelatihan atau pengrajin lainnya untuk bisa memanfaatkan moment tersebut guna memajang dan memamerkan hasil kerajinannya.
Ia juga berharap kepada teknis terkait seperti Disperindag, BKPMD, Nakertrans dan Dinas Pariwisata untuk bisa memperhatikan para peserta pelatihan ini. Agar selepas pelatihan ini ada pengembangan lebih lanjut bagi mereka yang ingin menekuni usaha kerajian.
Ia mengakui pihak Dekranasda tidak bisa berbuat banyak dengan keterbatasan dana, maka sangat diharapkan keterlibat dinas-dinas terkait untuk bisa memperhatikan peserta pelatihan ini.(Humas Ende/Helen Mei (eln)).