Headline

.

  • MOHON MAAF BLOG HUMAS ENDE SUDAH GANTI ALAMAT BLOG..SILAKAN KUNJUNGI BLOG HUMAS PROTOKOL YANG BARU DENGAN ALAMAT : (KLIK GAMBAR) https://humasprotokolende.blogspot.com

Selasa, 25 Agustus 2015

GLOBALISASI DAPAT LUNTURKAN KARAKTER DAERAH

Dialog kebudayaan yang dilaksanakan saat ini memiliki dampak strategis dan penting, karena saat ini masyarakat dihadapkan pada arus globalisasi dan dampak ikutannya, seperti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Apabila ini tidak disikapi secara baik maka  dikuatirkan akan dapat melunturkan bahkan menghilangkan jati diri dan karakter daerah suatu bangsa.

Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Leburaya mengatakan ini dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Bupati Ende, Marselinus Y. W. Petu dihadapan peserta dialog Kebudayaan/Silahturahmi Raja-raja dan Budayawan Se-daratan Flores dan Lembata di aula hotel Dwi Putra Jln. Yos Soedarso (Rabu,19/8).

Menurut gubernur Leburaya, pelaksanaan dialog kebudayaan ini diharapkan  kepada para pemangku kepentingan  baik itu pemerintah, para pelaku dan pemerhati budaya  dapat bersinergi bahu membahu mempertahankan karakter dan jati diri daerah atau bangsa sehingga tidak terjajah oleh kebudayaan dari luar yag tidak sesuai dengan identitas luhur  serta adat ketimuran.

Dialog kebudayaan atau silahturhmi raja-raja ini juga kata Leburaya, bertujuan untuk melestarikan warisan budaya yang beranekaragam di wilayah ini bagi pengembangan budaya daerah khususnya Nusa Tenggara Timur, menuju ketahanan budaya bangsa, maka perlu adanya kesamaan pikiran  dan pemahaman tentang budaya daerah dan budaya bangsa itu sendiri.

Ia menuturkan, sebagai suatu bangsa semua komponen masyarakat menyadari sepenuhnya  bahwa bhineka tunggal ika yang dimiliki bangsa Indonesia tidak semata-mata berbicara tentang keberagaman semata  tetapi lebih daripada itu identik dengan kemajuan dalam masyarakat sehingga keberagaman budaya dalam bingkai negara kesatuan  haruslah menjadi wujud dalam aspek  agama, sosila buaya , ekonomi, hukum politik  dan ekspresi seni  yang mengandung kearfian lokal sekaligus merupakan modal sosial dalam mendorong pembangunan yang berkeadilan. 

“Kita menyadari Bhineka Tunggal Ika yang kita miliki tidak semata-mata bicara tentang keberagaman tetapi lebih dari itu identik dengan kemajuan masyarakat, sehingga keberagaman ini haruslah kita wujudkan dalam aspek agama, sosial budaya, ekonomi, hukum dan ekspresi yang mengandung kearifan lokal, karena iu semua adalah  modal sosial yang juga mendorong pembangunan berkeadilan”,ujarnya. (Florida Afhny – Florida Afhny).