Headline

.

  • MOHON MAAF BLOG HUMAS ENDE SUDAH GANTI ALAMAT BLOG..SILAKAN KUNJUNGI BLOG HUMAS PROTOKOL YANG BARU DENGAN ALAMAT : (KLIK GAMBAR) https://humasprotokolende.blogspot.com

Senin, 11 Mei 2015

ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANAK DI ENDE TERGOLONG TINGGI



Angka kematian ibu dan anak di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) umumnya dan Kabupaten Ende khususnya masih tergolong tinggi. Dua faktor penyebab utama tingginya angka kematian ibu dan anak ini adalah faktor langsung dan tidak langsung.  Faktor langsung berkaitan dengan kondisi kesehatan ibu sejak hamil hingga persalinan. Sementara  faktor tidak langsung yang berkaitan dengan faktor sosial budaya. 

Bupati Ende, Marselinus Y. W. Petu menyampaikan ini saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi Desa Siaga Tingkat Kabupaten Ende di Wisma Emaus Jln. Diponegoro (Selasa 5/5/15).

Menurut Bupati Marsel, faktor sosial budaya yang masih melekat pada sebagian masyarakat Ende seperti suami melarang ibu memeriksakan diri ke posyandu dan  kurang memberi perhatian pada ibu hamil serta masih ada keinginan untuk melahirkan ditolong dukun bersalin. ”Sudah tau ibu hamil masih paksakan ibu pikul air, cari kayu api, dan kerja kebun, padahal pada kondisi ini mereka harus lebih diperhatikan”ujarnya.

Menyikapi ini kata Bupati Marsel, maka perlu komitmen dan kemauan baik  berbagai pihak berkepentingan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, agar bisa mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan kematian ibu dan anak ini sehingga perlahan-lahan angka kematian ibu dan anak ini makin berkurang.

Lebih lanjut Bupati katakan, Melalui program kemitraan antara pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia sejak tahun 2009 hingga menjelang berakhir tahun 2015 ini telah berhasil menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Namun harus disadari keberhasilan tersebut kata Bupati belum optimal sesuai komitmen global di tahun 2015, dimana standar angka kematian ibu adalah 102/100.000 kh/kelahiran dan angka kematian bayi adalah 35/1000 kh/kelahiran.  

Salah satu upaya untuk  menurunkan angka kematian ibu dan bayi ini demikian Bupati  Marsel,  adalah dengan revolusi KIA. Untuk  mendukung revolusi KIA katanya lagi maka pemerintah telah menetapkan peraturan Bupati Ende nomor 20 tahun 2011 tentang revolusi KIA dan Perda Kabupaten  Ende nomor 5 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. 

Ia menuturkan, keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir merupakan upaya bersama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan  melindungi kesehatan melalui pemecahan masalah kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan. Dalam upaya mencapai srategi pelayanan kesehatan maka diperlukan pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat  dan untuk memfasilitasi pencapaian peningkatan derajat kesehatan bagi seluruh penduduk adalah dengan mengembangkan kesiapsiagaan di tingkat desa yang disebut dengan desa siaga. (Humas Ende/Helen Mey (eln)