Berdasarkan Data Susenas pencapaian indikator pola konsumsi pangan, Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Ende baru mencapai skor PPH sebesar 70,5 dari skor ideal 100. Hal itu dikarenakan pola konsumsi pangan masyarakat di daerah ini belum sesuai dengan pola konsumsi anjuran yakni beragam dan bergizi seimbang.
Pencapaian skor PPH masyarakat Kabupaten Ende, sebesar 70,5 ini,
Pencapaian skor PPH masyarakat Kabupaten Ende, sebesar 70,5 ini,
disampaikan Wakil Bupati Ende, Achmad Djafar ketika memberikan sambutan pada kegiatan lomba cipta menu Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) Tingkat Kabupaten Ende, di Aula BB St. Konradus Ende, Jalan Wirajaya Ende, Kamis (20/4/2017).
“Pola konsumsi pangan masyarakat di daerah ini belum sesuai dengan pola konsumsi anjuran yakni yang beragam, dan bergizi seimbang, dikarenakan pola konsumsi pangan masyarakat masih didominasi oleh komoditi pangan tertentu yaitu beras sedangkan pangan nabati lainnya dan pangan hewani masih di bawah standar Angka Kecukupan Energi (AKE) maupun standar Angka Kecukupan Gizi (AKG),”katanya.
Untuk Itu, pemerintah setiap tahun secara rutin menyelenggarakan kegiatan lomba Cipta Menu B2SA sebagai momentum untuk mengekspresikan kemampuan dan kreatifitas peserta dalam meramu dan mengolah menu pangan sehat berbasis sumber daya lokal serta sebagai ajang kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah dipersyaratkan sekaligus sebagai bentuk implementasi terhadap perturan perundang – undangan di bidang pangan.
Dikatakan, untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas sebagai modal pembangunan, maka diperlukan pola konsumsi pangan yang berkualitas yaitu pangan yang mengandung zat gizi lengkap sesuai dengan kebutuhan agar dapat menjalankan berbagai aktivitas secara aktif dan zat produktif. “perlu dicatat bahwa untuk mengkonsumsi pangan yang beragam dan bergizi seimbang tidak harus harganya mahal. Namun bisa didapatkan dengan harga murah, berupa pangan lokal yang ada di sekitar kita,”ujarnya.
Wabub Djafar berharap, untuk mendapatkan PPH ideal dan gizi seimbang tidak harus konsumsi beras. Masyarakat bisa mengkonsumsi jagung, umbi – umbian, kacang – kacangan, sayur – sayuran dan buah – buahan serta pangan hewani. “budayakan menu B2SA berbasis sumber daya lokal menjadi menu keluarga, budayakan penyediaan menu pangan B2SA berbasis pangan lokal pada berbagai agenda kegiatan pemerintahan, berdayakan usaha – usaha kuliner yang berbasis pangan lokal serta berdayakan Home Industri Pangan yang berbasis Pangan Lokal,”kata Wakbup Djafar. (ria humas setda Ende)
Dikatakan, untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas sebagai modal pembangunan, maka diperlukan pola konsumsi pangan yang berkualitas yaitu pangan yang mengandung zat gizi lengkap sesuai dengan kebutuhan agar dapat menjalankan berbagai aktivitas secara aktif dan zat produktif. “perlu dicatat bahwa untuk mengkonsumsi pangan yang beragam dan bergizi seimbang tidak harus harganya mahal. Namun bisa didapatkan dengan harga murah, berupa pangan lokal yang ada di sekitar kita,”ujarnya.
Wabub Djafar berharap, untuk mendapatkan PPH ideal dan gizi seimbang tidak harus konsumsi beras. Masyarakat bisa mengkonsumsi jagung, umbi – umbian, kacang – kacangan, sayur – sayuran dan buah – buahan serta pangan hewani. “budayakan menu B2SA berbasis sumber daya lokal menjadi menu keluarga, budayakan penyediaan menu pangan B2SA berbasis pangan lokal pada berbagai agenda kegiatan pemerintahan, berdayakan usaha – usaha kuliner yang berbasis pangan lokal serta berdayakan Home Industri Pangan yang berbasis Pangan Lokal,”kata Wakbup Djafar. (ria humas setda Ende)