”Jangan sampai kita semua mengabaikan keberadaan budaya lokal karena kalau kita mengabaikannya tentunya akan hilang dan tidak ada satupun generasi penerus mengenalnya”.Ujar Bupati Ende, Ir. Marselinus Y. W. Petu dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Siprianus Reda Lio pada kegiatan Festival Tari Tradisional Kemilau Emas Gawi di lapangan Pancasila Jumat (26/8).
Menurut Bupati Marsel Petu, Perkembangan jaman dan globalisasi saat ini, tentunya akan semakin mempermudah masuknya budaya asing yang terkadang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya lokal. Apabila ini tidak segera diantisipasi demikian Bupati Marsel, maka bukan tidak mungkin akan perlahan-lahan menggeser arti penting tarian tradisional di mata masyarakat khususnya generasi muda.
Jelasnya Fasilitas seperti internet, televisi dan majalah yang banyak menampilkan kebudayaan asing membuat para remaja selalu ingin mencoba dan meniru budaya asing tersebut. Kondisi inilah yang mengakibatkan kebudayaan lokal kurang memiliki minat dan cenderung dianggap kuno atau ketinggalan jaman.
Tambahnya, padahal harus diakui bahwa Tari tradisional banyak mengandung nilai-nilai kearifan lokal dan konsep kebudayaan yang terbentuk sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu. Nilai dan makna yang terungkap dari tari tradisional seperti Gawi ini adalah kerjasama, saling menghargai, ketaatan, toleransi dan kekeluargaan, Oleh sebab itu tarian yang merupakan warisan nenek moyang tersebut harus tetap terjaga dan tidak boleh diabaikan.
Deputy PT. Pegadaian Area Ende Firsta Wuriagung Baroto saat menyampaikan sambutannya mengatakan, pelaksanaan kegiatan festival Gawi ini sebagai salah satu upaya pihaknya membantu pemerintah Kabupaten Ende mempromosikan Tarian Gawi ini agar dikenal luas sampai di belahan dunia. Pihaknya juga akan mengupayakan pelaksanaan festival ini akan dilaksanakan setiap tahun.(Humas Ende/Helen Mei (eln))
Menurut Bupati Marsel Petu, Perkembangan jaman dan globalisasi saat ini, tentunya akan semakin mempermudah masuknya budaya asing yang terkadang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya lokal. Apabila ini tidak segera diantisipasi demikian Bupati Marsel, maka bukan tidak mungkin akan perlahan-lahan menggeser arti penting tarian tradisional di mata masyarakat khususnya generasi muda.
Jelasnya Fasilitas seperti internet, televisi dan majalah yang banyak menampilkan kebudayaan asing membuat para remaja selalu ingin mencoba dan meniru budaya asing tersebut. Kondisi inilah yang mengakibatkan kebudayaan lokal kurang memiliki minat dan cenderung dianggap kuno atau ketinggalan jaman.
Tambahnya, padahal harus diakui bahwa Tari tradisional banyak mengandung nilai-nilai kearifan lokal dan konsep kebudayaan yang terbentuk sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu. Nilai dan makna yang terungkap dari tari tradisional seperti Gawi ini adalah kerjasama, saling menghargai, ketaatan, toleransi dan kekeluargaan, Oleh sebab itu tarian yang merupakan warisan nenek moyang tersebut harus tetap terjaga dan tidak boleh diabaikan.
Deputy PT. Pegadaian Area Ende Firsta Wuriagung Baroto saat menyampaikan sambutannya mengatakan, pelaksanaan kegiatan festival Gawi ini sebagai salah satu upaya pihaknya membantu pemerintah Kabupaten Ende mempromosikan Tarian Gawi ini agar dikenal luas sampai di belahan dunia. Pihaknya juga akan mengupayakan pelaksanaan festival ini akan dilaksanakan setiap tahun.(Humas Ende/Helen Mei (eln))