Headline

.

  • MOHON MAAF BLOG HUMAS ENDE SUDAH GANTI ALAMAT BLOG..SILAKAN KUNJUNGI BLOG HUMAS PROTOKOL YANG BARU DENGAN ALAMAT : (KLIK GAMBAR) https://humasprotokolende.blogspot.com

Senin, 02 Juli 2018

11 ETNIS TAMPIL PADA LOMBA PAGELARAN BUDAYA NUSANTARA

11  Etnis masing-masing etnis Ambon, Sikka, TTS dan Aceh, Ende, Nagekeo, Ngada, Sabu, TTS dan TTU serta Manggarai  tampil pada lomba pegelaran budaya Nusantara yang diselenggarakan di Aula Gedung Imaculata, Kota Ende, Rabu malam (23/5/2018). Lomba tersebut diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2018 Tingkat Kabupaten Ende.

Turut menyaksikan lomba pageran Budaya Nusantara, Uskup Agung Ende, Mgr Vincentius Sensi Potokota Pr, Sekda Kabupaten Ende, Dr dr Agustinus G Ngasu, M.Kes dan para pimpinan dinas dan badan serta bagian Lingkup Pemkab Ende serta masyarakat di Kota Ende.

Disaksikan lomba pagelaran Budaya Nusantara diawali dengan penampilan para penari dari etnis Ambon yang membawakan tarian cakalele lalu diikuti oleh penampilan etnis Sikka yang membawakan tarian Hegong diikuti para penari dari Etnis TTS yang membawakan tarian perang serta penampilan para penari dari etnis Aceh yang membawakan tarian Saman. Penampilan para penari dari 4 etnis itu mendapatkan sambutan yang meriah dari para penonton maupun undangan yang memberikan aplus dengan tepuk tangan meriah.

Sekda Kabupaten Ende, Drs Agustinus G Ngasu,M.Kes saat membacakan sambutan Pjs Bupati Ende, Drs Obaldus Toda MM ketika membuka lomba  pegelaran budaya Nusantara yang diselenggarakan di Aula Gedung Imaculata, Kota Ende, Rabu malam (23/5/2018) mengatakan budaya Nusantara sebagai salah satu adi karya budaya dalam realitanya secara utuh melekat dalam suatu komunitas atau etnis.Untuk itu mengenal budaya daerah adalah memahami sebuah identitas. Dengan demikian budaya daerah sejatinya merupakan totalitas dari potret kehidupan dan identitas suatu budaya.

Dikatakan  menyaksikan keberadaan para peserta pagelaran budaya nusantara ditempat ini sebenarnya menunjukan adanya suatu keanekaragaman tradisi dari berbagai komunitas atau etnis yang telah ada yang sudah hidup dan berkembang secara harmonis, menata kehidupan bersama serta mengembangkan toleransi yang tidak tersekat di Kabupaten Ende. Inilah Ende yang nyata.Ende yang secara harifiah berarti akhir tempat.

Dikatakan sebagai upaya mewujudkan karakteristik Kabupaten Ende penyelenggaraan pagelaran Budaya Nusantara antar etnis dan paguyuban, sebagai salah satu strategi pencapian dan pengimplementasi keberagaman Kabupaten Ende.

Dikatakan karakter dasar yang telah ada dalam setiap etnis pada setiap komunitas di Kabupaten Ende yang tetap dijaga dan dipelihara serta dikembangkan secara positif sebagai suatu kekuatan bersama dalam mengembangkan kaharmonisan dari waktu  ke waktu.

Dikatakan partsipasi dari semua peserta dalam kegiatan ini merupakan salah satu pembuktian sekaligus jawaban nyata bahwa semua yang telah berperan aktif dan akan tetap memberikan sumbangan dan akan tetap memberikan sumbangan berarti dalam sebuah proses pembangunan di Kabupaten Ende.

Bagaimanapun Kabupaten Ende telah menghidupi semua dan menjadi kewajiban bagi semua untuk mengisi kebersamaan dengan berbagai aktifitas yang akan dapat membuat kiprah Ende semakin nyata. “Semoga event ini dapat menjadi ajang  promosi budaya dan sisi lain semakin menumbuhkan kecintaan dan kebanggan akan budaya local atau tradisonal,”kata Sekda Agustinus. (ria/humas)