Keberadaang Gunung Meja di wilayah Kabupaten Ende yang terletak di kelurahan Tanjung kecamatan Ende Selatan mulai tahun ini akan disulap menjadi kawasan wisata, yang kedepannya bisa diakses bukan hanya oleh warga kabupaten Ende saja, tetapi juga oleh masyarakat di luar kabupaten Ende bahkan oleh wisatawan mancanegara.
Budi Faizal, Tim Penyusun Master Plan dan DED Pengembangan Pariwisata Gunung
Penjelasan Budi Faizal ini, disampaikan pada kegiatan Rapat Persiapan Parade Pesona Kebangsaan dan Pemaparan Master Plan Pengembangan Kawasan Wisata Gunung Meja di lantai 2 kantor Bupati jln.Eltari (Rabu 3/5).
Menurutnya sebagai seorang arsitek ia sudah sering mengunjungi daerah-daerah di Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri. Namun dia tidak pernah menemukan bentuk gunung yang sangat simetris seperti yang dimiliki gunung meja yang bisa dilihat dari berbagai penjuru karena letaknya yang menjulang.
“Memang wajar kalau gunung meja ini sangat melegenda, karena secara visual sebagai seorang arsitek dari berbagai sisi dapat dilihat, belum pernah saya melihat di Indonesia maupun negara manapun ada gunung sesimetris yang dimiliki gunung meja, jadi secara visual ini luar biasa dan sangat kuat karakternya, untuk itu perlu sangat hati-hati dalam perencanaan disainnya”ujarnya .
Dia menjelaskan, dalam mengembangkan gunung meja sebagai sebuah kawasan wisata maka ada tiga visi yang menjadi acuan pihaknya. Pertama gunung meja sebagai wajah baru bagi kabupaten Ende. Kedua, perlu mempertahankan ekologis yang ada di sekitarnya, karena sesuai sejarah dan masukan yang diterima pihaknya bahwa sebelumnya Gunung Meja ini sering kebakaran dan sekarang telah menjadi hijau sehingga secara ekologis dipertahankan bahkan bila perlu ditingkatkan keragaman hayatinya. Ketiga, gunung meja harus inklusif dan tidak boleh eksklusif. Inklusif jelasnya lagi adalah harus boleh didatangi siapapun dan oleh kalangan manapun karena gunung meja adalah milik publik, siapapun boleh naik ke atas. Jelasnya, untuk tahun ini ada tiga item pembangunan tahap pertama yakni gerbang masuk, Tourism Infomation Center (TIC) atau pusat informasi pariwisata dan panggung pertunjukan atau ampliteater.
Dia menambahkan, dari ketiga item pembangunan, gerbang masuk dan pusat informasi pariwisata dapat diselesaikan pada tahun ini, sementara ampliteater tergantung pada anggaran yang dialokasikan pemerintah pusat. Sedangkan master plan yang disusun olehpihaknya direncanakan untuk membangun semua jenis pekerjaan pada kawasan gunung meja.
Dia juga menjelaskan ada sebaran daya tarik pariwisata di kabupaten Ende, dari kondisi alam maupun budaya dan sejarahnya. Wisatawan tidak hanya datang mengunjungi gunung meja melainkan juga dapat menikmati pariwisata alam, budaya dan sejarah yang ada.
Menyadari ini, maka pihaknya dalam konsep perencanaan berupaya menghubungkan potensi wisata gunung meja dengan potensi pariwisata lainnya, seperti napak tilas Bung Karno berupa pelabuhan, Kodim, Rumah pengasingan Bung Karno, Masjid Arabbita, gereja Kathedral, Gedung Imakulata, makam ibu Amsy serta potensi pariwisata lainnya sehingga menjadi satu kesatuan.
“Jadi tidak mungkin orang datang hanya mengunjungi gunung meja saja, tetapi juga mengunjungi potensi-potensi pariwisata lainnya yang ada di kabupaten Ende”ujarnya. Tambahnya, pengembangan kawasan gunung meja ini, pendekatan arsitekturnya sangat menghormati alam, sehingga tidak terlalu banyak menambah bangunan tetapi hanya penambahan plaza-plaza yang dapat melihat alam di antara alam itu sendiri.(Humas Ende/Helen Mey (eln))