Sejak diproklamirkannya kemerdekaan, bangsa Indonesia telah berjanji dan berketatapan hati bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar lagi dalam kondisi dan keadaan apapun.
Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara mengatakan ini dalam sambutan tertulisnya yang
Menurut Rudiantara, bangsa Indonesia telah berketetapan bahwa NKRI harga mati maka menjadi kewajiban seluruh komponen bangsa Indonesia secara konsisten untuk menjaga, melindungi dan memelihara tegaknya NKRI dari gangguan apapun, baik dari dalam maupun dari luar dengan cara menerapkan prinsip dan nilai-nilai nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari.
“komitmen terhadap NKRI ini penting saya tegaskan kembali pada upacara Hari kebangkitan Nasional ke-108 ini, mengingat setelah sekian lama berdiri sebagai bangsa, ancaman dan tantangan akan keutuhan NKRI tidak selangkah pun surut. Bahkan melalui kemajuan teknologi digital, ancaman radikalisme dan terorisme misalnya, mendapatkan medium baru untuk penyebaran dan praktiknya”papar Rudiantara.
Ia menjelaskan, saat ini bangsa Indonesia menghadapi permasalahan ketahanan bangsa secara kultural. Munculnya kekerasan dan pornografi terutama pada generasi yang masih sangat belia jelasnya, adalah satu dari beberapa permasalahan kultural utama bangsa ini yang akhir-alkhir ini mengemuka dan memprihatinkan. “Lagi-lagi medium baru teknologi digital berperan penting dalam penyebaran informasi, baik positif maupun negatif secara cepat dan massif”paparnya.
Tambahnya, ketika berbicara tentang lanscape dunia dalam konteks teknologi digital tersebut, bangsa Indonesia juga menghadapi problem kaburnya batas-batas fisik antara domestik dan internasional.
Tambahnya lagi, Potensi pergaulan dan kerja sama saling menguntungkan akibat relasi dengan dunia internasional tumbuh intens, tetapi juga sekaligus makin rentan terhadap penyusupan ancaman terhadap keutuhan NKRI dari luar wilayah negeri ini.
Tantangan apapun yang dihadapi bangsa ini harus dijawab dengan memfokuskan diri pada kerja nyata secara mandiri dan berkarakter.
Harapnya, peringatan Harkitnas ini juga sebagai wahana memperbaharui semangat Trisakti yaitu berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.(Humas Ende/Helen Mei (eln))