Bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dengan berbagai suku, agama, bahasa ,
adat istiadat, budaya dan etnis sangat rentan terjadinya konflik. Antisipasi masyarakat
majemuk dari berbagai konflik ini maka wawasan kebangsaan menjadi benteng yang
sangat ampuh.
Menurut
Yoseph Woge, wawasan kebangsaan menempatkan persatuan dan kesatuan serta keselamatan
bangsa di atas kepentingan pribadi ataupun golongan sehingga kemajemukan yang
ada tidak boleh menjadi pemecah belah.
Dalam
pengembangan wawasan kebangsaan demikian Woge, banyak dijumpai berbagai
gangguan ataupun tantangan seperti, kebijakan nasional maupun lokal yang tidak
adil sehingga menimbulkan perpecahan, elit yang menonjolkan kepentingan diri,
dan hilangnya rasa bangga sebagai anak bangsa. Selain itu kata Woge, masih
ada beberapa faktor lainnya yang ikut
mengganggu wawasan kebangsaan seperti, tidak menghargai pluralitas, krisis
kepemimpinan, krisis ekonomi serta dampak globalisasi.
Ia
menambahkan, mengatasi kemajemukan masyarakat ini, maka setiap warga harus
memahami dan mengaplikasikan nilai dasar wawasan kebangsaan dalam kehidupan
sehari-hari. Nilai dasar wawasan kebangsaan ini katanya lagi meliputi,
penghayatan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan,
memiliki tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas dan bersatu
serta cinta tanah air dan bangsa. Nilai dasar wawasan kebangsaan lainnya yang
harus menjadi pegangan masyarakat Indonesia kata Woge adalah demokratisasi atau
kedaulatan rakyat, kesetiakawanan sosial serta masyarakat adil dan makmur. (Humas/Ende/Inggrita dewi)