Headline

.

  • MOHON MAAF BLOG HUMAS ENDE SUDAH GANTI ALAMAT BLOG..SILAKAN KUNJUNGI BLOG HUMAS PROTOKOL YANG BARU DENGAN ALAMAT : (KLIK GAMBAR) https://humasprotokolende.blogspot.com

Rabu, 06 Mei 2015

WAWASAN KEBANGSAAN BENTENG MASYARAKAT MAJEMUK



Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dengan berbagai suku, agama, bahasa , adat istiadat, budaya dan etnis sangat rentan terjadinya konflik. Antisipasi masyarakat majemuk dari berbagai konflik ini maka wawasan kebangsaan menjadi benteng yang sangat ampuh.

Kepala Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ende, Yoseph Woge mengatakan ini saat menyampaikan materinya tentang Wawasan Kebangsaan Dalam Kerangka NKRI di hadapan peserta Sosialisasi dan Pembentukan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Kecamatan Maukaro (Rabu,29/4/15).

Menurut Yoseph Woge, wawasan kebangsaan menempatkan persatuan dan kesatuan serta keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi ataupun golongan sehingga kemajemukan yang ada tidak boleh menjadi pemecah belah.

Dalam pengembangan wawasan kebangsaan demikian Woge, banyak dijumpai berbagai gangguan ataupun tantangan seperti, kebijakan nasional maupun lokal yang tidak adil sehingga menimbulkan perpecahan, elit yang menonjolkan kepentingan diri, dan hilangnya rasa bangga sebagai anak bangsa. Selain itu kata Woge, masih ada  beberapa faktor lainnya yang ikut mengganggu wawasan kebangsaan seperti, tidak menghargai pluralitas, krisis kepemimpinan, krisis ekonomi serta dampak globalisasi.

Ia menambahkan, mengatasi kemajemukan masyarakat ini, maka setiap warga harus memahami dan mengaplikasikan nilai dasar wawasan kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai dasar wawasan kebangsaan ini katanya lagi meliputi, penghayatan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan, memiliki tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas dan bersatu serta cinta tanah air dan bangsa. Nilai dasar wawasan kebangsaan lainnya yang harus menjadi pegangan masyarakat Indonesia kata Woge adalah demokratisasi atau kedaulatan rakyat, kesetiakawanan sosial serta masyarakat adil dan makmur. (Humas/Ende/Inggrita dewi)