Bupati Ende, Ir Marsel Petu melepas pawai ogoh-ogoh yang dilaksanakan oleh Umat Hindu di Kabupaten Ende yang tergabung dalam Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI), di Pura Desa Mahadewa, Jalan Nuamuri, Selasa (8/3/2016). Dalam sambutannya Bupati Ende, mengajak umat Hindu di seluruh Kabupaten Ende untuk meningkatkan pengendalian diri, membangun keseimbangan rohani dan jasmani serta meningkatkan kebersihan jiwa menuju kualitas kehidupan yang mulia.
Menurut Bupati Marsel bahwa hari raya Nyepi menjadi sarana untuk memaknai kehidupan yang lebih berarti serta menjaga kesucian rohani menuju jalan yang benar berdasarkan dharma dan falsafah Tri Hita Karna. Pesan- pesan moral, spiritual, dan kebijakan dalam dharma terasa teduh yang hakekatnya bukan hanya untuk umat Hindu di Kabupaten Ende, tetapi juga bagi seluruh umat beragama di tanah air.
Tema Keanekaragaman Perekat Persatuan’’,katanya memberikan makna dimana melalui perayaan Nyepi umat Hindu di harapkan dapat terus menjaga kerukunan dan keharmonisan antar umat beragama, suku dan bangsa, mengingat umat Hindu dikenal sebagai salah satu umat beragama yang menjunjung tinggi kedamaian, ketentraman, toleransi dan harmoni dalam kehidupan, yang perlu terus dipelihara, dihidupkan dan disegarkan di Kabupaten Ende yang majemuk ini khususnya serta di Indonesia umumnya.
Bupati Ende mengatakan Nyepi, berkaitan dengan siklus hidup. Dalam siklus hidup ada titik nol dimana titik nol merupakan titik balik, titik pemberhentian dari perjalanan kemarin untuk mempersiapkan perjalanan berikutnya. Sebelum menuju titik nol ( Nyepi ), dilaksanakan Tawur Agung Kesanga, yakni pelepasan sifat- sifat serakah dan sifat buruk lainnya yang diwuujudkan berupa ogoh- ogoh yakni boneka yang digambarkan sesuai sifat negative manusia yang nantinya akan dileburkan atau dihancurkan agar sifat- sifat buruk tidak muncul lagi pada tahun berikutnya.
“Saya berharap melalui momentum hari raya Nyepi ini, mari kita merenungkan hakekat dan makna kehidupan ini untuk melakukan intospeksi diri, evaluasi diri dengan membersihkan jiwa dari segala perilaku yang tidak baik, pikiran yang tidak jernih serta perkataan yang tidak pada tempatnya, meninggalkan keburukan di tahun lama dan membentuk kehidupan yang lebih baik di tahun bari ini.
“Melalui lembaran baru Tahun Saka 1938, seluruh umat Hindu diharapkan mampu bersama-sama mengawal komitmen Pemerintah yakni melakukan Ende tinggal landas dengan spirit bekerja sama dan sama- sama bekerja menuju NTT baru dan Indonesia hebat,”kata Bupati Marsel. (ira/humas)